BPPT Siapkan Solusi Atasi Impor Garam

:


Oleh G. Suranto, Rabu, 2 Agustus 2017 | 04:47 WIB - Redaktur: Juli - 86


Jakarta, InfoPublik – Kelangkaan pasokan garam yang terjadi belakangan ini, membuat harga garam di sejumlah daerah melambung tinggi. Kebijakan impor pun terpaksa dilakukan guna memenuhi kebutuhan.

Menanggapi hal ini, Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB BPPT) Eniya L. Dewi mengaku telah memiliki solusi agar di tahun mendatang, Indonesia dapat menghindari ancaman kurangnya pasokan garam.

Eniya menuturkan, bahwa pihaknya berupaya melakukan dua hal utama, yakni integrasi lahan garam rakyat dan pembangunan pabrik multi produk.

“Kita berupaya melakukan dua hal. Pertama melalui integrasi lahan garam rakyat ditujukan agar produktivitas garam dapat berjalan optimal tanpa dipengaruhi faktor cuaca. Terkait integrasi lahan ini pun dibutuhkan dukungan kebijakan dan infrastruktur. Dalam hal ini diperlukan keterlibatan Kementerian PUPR juga KKP,” kata Eniya di Jakarta, Selasa (1/8).

Solusi selanjutnya, untuk menghindari impor garam adalah dengan pembangunan pabrik multi produk. Dirinya meyakini jika kedua hal tersebut telah dijalankan secara optimal, maka secara nasional dapat dilakukan substitusi impor.

Selain dua hal tersebut, BPPT terus melakukan kaji terap teknologi untuk diversifikasi produk garam dan mendorong peningkatan kapasitas kadar garam. Ia menjelaskan, dalam program diversifikasi garam. BPPT akan mendorong tingkat efisiensi kadar garam yang selama ini masih sekitar 80 hingga 90 persen Natrium klorida (NaCU) menjadi 94 hingga 97 NaCL.

“Ketika kami tracking di sejumlah wilayah, rata-rata kadar garam di petani masih sekitar 80-90 NaCL, padahal garam pangan awalnya harus sekitar 94 persen kemudian ditingkatkan menjadi 97 persen,” ungkapnya.

Ia menambahkan, memang saat ini impor garam tak dapat dielakkan, untuk itu Eniya berharap bahwa ke depannya, sinergi antar pemangku kepentingan dapat lebih ditingkatkan dalam upaya revitalisasi produk garam berbasis teknologi.

“Kami (BPPT), berharap inovasi dan tekonologi sebagai solusi untuk meningkatkan produktivitas komoditas garam, mendapat dukungan semua pihak. Semoga langkah ini mampu menghindarkan kita dari impor garam di tahun mendatang,” pungkasnya.