Ibu Hamil Penting Lakukan Skrining Hepatitis B

:


Oleh Putri, Kamis, 27 Juli 2017 | 06:56 WIB - Redaktur: Juli - 243


Jakarta, InfoPublik - Hepatitis B merupakan salah satu jenis penyakit yang menular melalui kontak cairan tubuh. Pada dasarnya hepatitis B tidak ada obatnya, melainkan hanya bisa melemahkan virusnya saja. 

dr. Sedya Dwisangka, Kasubdit Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Kementerian Kesehatan mengatakan setiap tahun terdapat 5,3 juta ibu hamil mengidap hepatitis B dan 95 persen penularan melalui proses melahirkan. 

"Menurut beberapa penelitian yang cenderung lebih banyak penularan dari ibu ke anak adalah hepatitis B. Risiko ibu hamil mengidap hepatitis B tentu juga akan berisiko terhadap anaknya ketika lahir," kata dr. Sedya Rabu (26/7) di Jakarta.

Lanjut dr. Sedya, ketika lahir bayi tidak memiliki kekebalan tubuh, sedangkan jika si ibu mengidap hepatitis B maka bayi tersebut akan diberikan vaksin pasif (HBIG) dengan dosis tunggal dalam waktu kurang dari 24 jam setelah kelahiran.

Vaksin diberikan kurang dari 24 jam agar virus-virus dalam tubuh si anak tidak menjalar ke sel-sel dalam tubuh khususnya ke hati. Selain diberikan HBIG, si anak juga diberikan vaksin aktif (HB0, HB1, HB2, dan HB3). Diharapkan pada usia sembilan bulan si anak dapat memiliki imunitas. 

Ketua PB Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) dr. Irsan Hasan, SPPD-KGEH mengatakan cara ibu hamil mengetahui adanya hepatitis B atau tidak di dalam tubuhnya harus melakukan pengecekan dengan mengambil sampel darah. 

"Bidan atau dokter yang merawat ibu hamil wajib memberitahukan si ibu ada hepatitis B atau tidak. Begitu juga dengan ibu hamil tersebut, dia wajib mengetahui mengidap hepatitis B atau tidak. Karena tindakan yang diambil akan berbeda bila positif atau negatif," katanya. 

Lanjut dr. Irsan, begitu ibu hamil positif hepatitis B, pada 24 jam pertama hanya akan diberikan vaksin dan immunoglobulin. Virus hepatitis B dalam 20 tahun pertama kehidupan biasanya berdamai dengan tubuh, tidak mengalami apa-apa.

Mulai muncul perubahan-perubahan pada usia 20 tahun ke atas. Maka dari itu, Kementerian Kesehatan mengimbau ibu hamil untuk melakukan deteksi dini hepatitis B untuk mencegah penularan penyakit yang disebabkan virus ini kepada bayi yang baru dilahirkannya.

Selain itu juga tenaga medis untuk menyarankan ibu hamil dengan positif hepatitis B untuk melahirkan di fasilitas layanan kesehatan.