Kemenag Pastikan Pemondokan Haji 2016 Setara Hotel Bintang Tiga

:


Oleh H. A. Azwar, Jumat, 27 Mei 2016 | 03:28 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 601


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Agama mengklaim persiapan pemondokan bagi jamaah haji Indonesia musim haji tahun ini di Makkah dan Madinah telah selesai seluruhnya.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Abdul Djamil menyatakan, selain jaraknya lebih dekat dengan Masjidil Haram, kualitasnya juga bagus.

Pemondokan jamaah haji di Makkah jarak terjauh kurang dari 4.500 meter. Pada musim haji sebelumnya, jarak terjauh lebih dari 4.500 meter.

Kualitasnya setara hotel berbintang tiga. Jadi, lebih tepat dikatakan hotel. Karena fisik dan fasilitasnya memang layaknya hotel, kata Djamil di Jakarta, Kamis (26/5).

Djamil juga menjelaskan bahwa tahun ini, pihaknya telah menyediakan pemondokan cadangan, baik di Makkah maupun Madinah.

Ini dilakukan untuk mengantisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kebakaran, perubahan jadual kedatangan dan keberangkatan, termasuk untuk layanan kesehatan, kata Djamil seraya memastikan bahwa pemondokan cadangan ini, fisik dan fasilitas layanannya juga sama seperti hotel berbintang tiga.

Sementara Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubis menjelaskan, pemondokan jamaah haji di Makkah sebanyak 117 gedung yang terbagi  di enam wilayah, yaitu Mahbas Jin, Aziziah, Misfalah, Jarwal, Syisyah, dan Raudhah dengan jarak terjauh kurang dari 4,5 km dari Masidil Haram.

Kapasitas gedung terkecil sebanyak 392 orang untuk 1 kloter di Syisah Tower 50 dan terbesar sebanyak 6.371 orang untuk 17 kloter di Grand Taisir dan Jarwal, kata Sri Ilham.

Untuk hunian jamaah haji dibagi menjadi sembilan sektor dengan rata-rata layanan sebanyak 17.961 jemaah haji. Sembilan sektor itu terdistribusi di enam lokasi yaitu dua sektor di Mahbas Jin, dua sektor di Aziziah, dua sektor di Syisah, satu sektor di Jarwal, satu sektor di Misfalah, dan satu sektor di Raudhah.

Pemerintah memilih lokasi pemondokan berdasarkan kriteria kemudahan akses menuju Masjidil Haram, seperti jalan raya yang landai, tidak terlalu banyak tanjakan dan sedikit belokan, tutur Sri.

 

Sementara itu, untuk pemondokan di Madinah, Sri memastikan kalau seluruhnya bertipe hotel yang dan berada di wilayah Markaziah dengan jarak terjauh 584 meter dari Masjid Nabawi.

Dekatnya jarak itu akan mudah ditempuh jamaah dengan berjalan kaki ke Masjid Nabawi dan tidak membutuhkan angkutan umum untuk menjalankan ibadah Sunah Arbain, ujar Sri.

Sama seperti di Makkah, lanjut Sri, di Madinah untuk tahun ini juga disediakan Akomodasi cadangan dengan kapasitas kloter terbesar dan layanan kesehatan untuk mengantisipasi perubahan jadual kedatangan dan keberangkatan juga untuk jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran.