:
Oleh Juliyah, Rabu, 25 Mei 2016 | 07:04 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 458
Jakarta, InfoPublik - Perwakilan dari negara-negara ASEAN, mengikuti pelatihan penanggulangan bencana yang digelar ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management di Pusdiklat PMI Jawa Tengah, Sambiroto-Semarang.
Pelatihan diikuti perwakilan badan penanggulangan bencana dari Malaysia, Filipina, Thailand, Kamboja, Laos, Myanmar, Vietnam dan juga Indonesia.
Ririn Haryani, Officer for AHA Centre Executive Programme, mengatakan pelatihan ini akan dilaksanakan dalam waktu enam bulan. Adapun lokasi pelatihan berpindah tempat, antara lain di Selandia Baru, Jepang, Malaysia dan Indonesia.
"Hingga kini yang sudah mengikuti pelatihan 45 orang. Khusus untuk palatihan di Semarang ini, diikuti 16 orang dan ditargetkan 100 orang akan mengikuti pelatihan ini,” katanya saat pembukaan yang dihadiri pula Ketua PMI Jateng, Basarnas dan BPBD Jateng Gembong (24/5).
ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management ini adalah lembaga regional ini untuk membantu pemerintah di masing-masing negara dalam penanggulangan bencana. Bantuan tersebut antara lain berupa data dan informasi, baik pada masa prabencana maupun tanggap darurat.
Pada masa tanggap darurat, lembaga ini juga memberikan informasi mengenai perkembangan situasi dan kondisi dari waktu ke waktu (realtime).
“Kami percaya ini akan menjadi momen penting untuk memperkuat kemitraan lebih lanjut antara AHA Centre, Perhimpunan Nasional, Badan Penanggulangan Bencana tingkat nasional masing-masing negara di ASEAN dan IFRC,” kata Head of Country Cluster Support Team and Representative to ASEAN, Mr Giorgio Ferrario.
Pelatihan ini untuk mewujudkan ASEAN Agreement on Disaster Mangement and Emergency Response (AADMER) - Perjanjian ASEAN tentang Penanggulangan Bencana dan Tanggap Darurat. “Kemitraan dengan AHA Centre adalah bagian dari strategi yang lebih luas dari IFRC untuk meningkatkan kerja sama dengan ASEAN dan Negara-Negara Anggota ASEAN, sebagai kontribusi untuk Program Kerja AADMER 2016-2020,” ungkap Girogio.
Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Pusat, Letjend (purn) Soemarsono, mengungkapkan peserta mendapatkan berbagai materi dan praktik lapangan.
“Materi yang diberikan antara lain tujuh prinsip dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, penanggulangan bencana yang dilakukan PMI, dukungan psikologi untuk korban bencana, dan dapur umum,” ujarnya.
Selama mengikuti pelatihan di Indonesia PMI melatih peserta dalam hal kepalangmerahan yang mencakup organisasi PMI, mandat PMI dalam mendukung Pemerintah RI dibidang penanggulangan bencana, pengembangan relawan tingkat desa untuk pengurangan risiko bencana, hukum bidang penanggulangan bencana dan gender.