RI sudah Ajukan Pertemuan Bilateral Prabowo dengan Trump

: Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (7/4/2025). Pemerintah Indonesia menambah volume impor produk dari Amerika Serikat untuk mengurangi defisit perdagangan yang dialami negara itu, dimana rencana tersebut merupakan respons atas tarif resiprokal sebesar 32 persen yang diberlakukan AS terhadap produk asal Indonesia. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU


Oleh Eko Budiono, Jumat, 11 April 2025 | 07:34 WIB - Redaktur: Untung S - 269


Jakarta, InfoPublik - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono mengungkapkan, bahwa pihaknya sudah mengajukan permintaan untuk dilakukan pertemuan bilateral antara Presiden RI Prabowo Subianto, dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sejak pelantikan Trump pada awal Januari 2025.

Pernyataan Sugiono tersebut merupakan respons atas kemungkinan pertemuan kedua pemimpin dilakukan setelah Trump menunda tarif resiprokal ke berbagai negara selama 90 hari, termasuk ke Indonesia.

"Kita sudah melayangkan permintaan pertemuan dengan Presiden Trump itu beberapa waktu yang lalu, jauh sebelum (pengumuman pengenaan) tarif sebenarnya," kata Sugiono melalui keterangan resmi, Kamis (10/4)/2025).

Menlu mengatakan, bahwa sudah ada pihak dari pemerintah Indonesia, termasuk Kementerian Luar Negeri yang dikirim untuk membicarakan hubungan bilateral Indonesia dan AS, serta perkembangan situasi terkini akibat pengenaan tarif resiprokal dari AS tersebut.

Pemerintah Indonesia, kata Sugiono,  masih menantikan jadwal pertemuan Presiden Prabowo dan Presiden Donald Trump dari Gedung Putih.

"Kita sudah meminta, sebelum ada (pengenaan tarif). Karena sesaat setelah Presiden Trump dilantik," katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Rabu (9/4/2025), mengumumkan penundaan selama 90 hari atas tarif resiprokal ke berbagai negara mitra dagang, namun tetap menaikkan bea masuk kepada China sebesar 125 persen.

Negara yang rencananya akan dikenakan tarif resiprokal lebih tinggi hanya dikenakan tarif dasar sebesar 10 persen, yang mana untuk baja, aluminium, dan mobil akan sama.

Trump mengatakan sudah ada lebih dari 75 negara yang siap bernegosiasi dengan AS, di sisi lain, pihaknya akan tetap meninjau kemungkinan menaikkan tarif di sektor farmasi.

Sementara itu, Pemerintah Indonesia telah mempersiapkan sejumlah paket negosiasi yang akan dibawa ke perundingan untuk menghadapi kebijakan tarif timbal balik atau resiprokal AS di Washington D.C.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Eko Budiono
  • Kamis, 12 Juni 2025 | 17:29 WIB
Kemlu Mendampingi 58 WNI Terdampak Operasi Penindakan Imigran di AS
  • Oleh Eko Budiono
  • Selasa, 3 Juni 2025 | 22:34 WIB
Sekolah Rakyat, Ikhtiar Keluar dari Lingkaran Kemiskinan
  • Oleh Eko Budiono
  • Kamis, 29 Mei 2025 | 14:18 WIB
Dukung NZE, PLN Jalin Kolaborasi dengan SMI dan HDF Energy
  • Oleh Eko Budiono
  • Senin, 26 Mei 2025 | 12:31 WIB
Wamendagri Ajak DPRD Serang Kawal Program Strategis
  • Oleh Eko Budiono
  • Kamis, 22 Mei 2025 | 20:55 WIB
Pertamina Kaji Pengalihan Impor Migas ke AS