Kejagung Periksa Lima Saksi Kasus Korupsi PT Graha Telkom Sigma

:


Oleh Jhon Rico, Selasa, 6 Juni 2023 | 20:31 WIB - Redaktur: Untung S - 1K


Jakarta, InfoPublik - Kejaksaan Agung (Kejagung) memeriksa lima orang saksi terkait perkara dugaan korupsi proyek pekerjaan apartemen, perumahan, hotel, dan penyediaan batu split yang dilaksanakan oleh PT Graha Telkom Sigma (GTS) periode 2017 sampai dengan 2018.

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Ketut Sumedana menyatakan, kelima saksi yang diperiksa diantaranya, S selaku Karyawan PT Lakemba Buana Perkasa, DS selaku Project Manager PT Malang Bumi Sentosa, dan SMP selaku Senior Officer Purchasing PT Sigma Cipta Caraka.

Kemudian, Y selaku Karyawan PT Lakemba Buana Perkasa, dan NAF selaku Staf Purchasing PT Sigma Cipta Caraka.

"Adapun kelima orang saksi diperiksa terkait penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pada proyek pekerjaan apartemen, perumahan, hotel, dan penyediaan batu split yang dilaksanakan oleh PT Graha Telkom Sigma 2017 sampai 2018 atas nama tersangka TH, tersangka HP, tersangka JA, tersangka RB, tersangka AHP, tersangka TSL, dan tersangka BR," kata Sumedana, dalam keteranganya, Selasa (6/6/2023).

Pemeriksaan saksi dilakukan untuk memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi tersebut.

Sebelumnya, Sumedana menjelaskan peran para tersangka dalam perkara ini adalah telah bersama-sama secara melawan hukum membuat perjanjian kerja sama fiktif, dimana seolah-olah ada pembangunan apartemen, perumahan, hotel, dan penyediaan batu split dengan beberapa perusahaan pelanggan.

Untuk mendukung pencairan dana, jelas dia, para tersangka menggunakan dokumen- dokumen pencairan fiktif, sehingga dengan dokumen tersebut berhasil ditarik dana dan terindikasi menimbulkan adanya kerugian keuangan negara sebesar Rp282.371.563.184.

Akibat perbuatannya, para tersangka disangkakan melanggar Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Foto: dok. Puspenkum