Presiden: Pemuda Berperan Sentral Jadi Pemimpin Perubahan 

:


Oleh Tri Antoro, Kamis, 28 Oktober 2021 | 13:02 WIB - Redaktur: Untung S - 297


Jakarta, InfoPublik - Pemuda memiliki peran sentral menjadi pemimpin perubahan di masa mendatang. Sebab, kekuatan terbesar dari bonus demografi Indonesia beberapa waktu ke depan akan didominasi oleh kaum muda. 

Oleh karena itu, pemuda harus memiliki jiwa pemberani untuk mengambil risiko, merebut peluang, serta inovatif. Usia tidak menjadi batasan untuk tetap menjadi muda. 

"Yang muda harus terus bekali diri dengan yang terkini, yang terbaru. Generasi sebelumnya harus terus meremajakan diri, mengadopsi cara-cara baru, dalam berpikir dan bekerja,” ujar Presiden Joko Widodo ketika memberikan pernyataannya pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-93 yang dikutip melalui laman setkab.go.id pada Kamis (28/10/2021). 

Presiden menuturkan, prestasi pemuda Indonesia, seperti tumbuhnya start-up yang sukses menjadi pemain global merupakan bukti dari kekuatan pemuda. Selain itu, karya dan prestasi anak bangsa di kancah global juga makin bertambah. 

“Karya-karya musisi dan seniman-seniman muda Indonesia yang punya reputasi dunia semakin banyak, semakin bertambah. Prestasi besar atlet pemuda kita mengharumkan nama bangsa,” lanjutnya. 

Dalam dunia yang penuh disrupsi, Presiden berpandangan bahwa saat ini merupakan waktu bagi para kaum muda menjadi pemimpin untuk memenangkan kompetisi. Saatnya pemuda menjadi pemimpin yang berani mengambil inisiatif, tetapi tetap humanis. 

“Pemimpin yang mau terus belajar kepada siapa saja, tentang apa saja, dan yang terlebih penting pemimpin yang siap berkontribusi untuk kemajuan Indonesia,” jelasnya. 

Kepala Negara memahami bahwa tidak semua pemuda Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan tinggi, memahami dunia yang penuh disrupsi, memahami dunia yang menuju ke mana, dan memahami perkembangan IPTEK terbaru. 

Meski demikian, pemuda Indonesia harus saling berbagi informasi, pengetahuan, dan keterampilan agar semua anak Indonesia dapat berkontribusi yang lebih besar kepada kemanusiaan dan kemajuan bangsa. 

“Itulah esensi kepemimpinan. Kepemimpinan adalah membantu yang tidak bisa menjadi bisa dan membantu yang sudah bisa menjadi lebih bisa lagi,” tandasnya.

Foto: BPMI