: Pekerja menyelesaikan pembangunan LRT Jakarta Fase 1B di kawasan Jl. Pramuka, Jakarta, Jumat (9/5/2025). Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta memperkirakan perekonomian Jakarta tetap tumbuh kuat di kisaran 4,6-5,4 persen sepanjang tahun 2025 yang ditopang investasi dan sektor konstruksi. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/bar
Oleh Ismadi Amrin, Senin, 19 Mei 2025 | 22:10 WIB - Redaktur: Untung S - 652
Jakarta, InfoPublik - Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) saat ini berada level 5,75 persen. Tingkat suku bunga BI ini diprediksikan akan turun 25 basis poin menjadi 5,5 persen. Jika memang BI ingin memangkas, bulan Mei 2025 dinilai waktu yang tepat untuk menurunkan tingkat BI Rate.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro momentum pemotongan BI rate tepat dilakukan segera. "Kita memang melihat akan adanya ruang kemudian BI rate dipangkas. Sekali lagi, dari angka 5,75% ke angka 5,5%. Market sendiri konsensusnya ada di 5,25%. Jadi kita melihat, mungkin paling cepat ya, kalau memang rupiahnya relatif stabil, ada ruang kemudian pemangkasan sekubu ngacuan 25 basis di RDG di bulan ini. Jadi 25 basis dari 5,75% ke 5,5%." ujar Andry dalam acara Economic Outlook Q2 2025, Senin (19/5/2025).
Andry menuturkan, momentum bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuannya sangat tepat pada bulan ini. Hal ini mempertimbangkan, pertama untuk mendorong atau menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kedua, tekanan nilai tukar rupiah saat ini relatif stabil tidak setinggi kuartal I-2025. Ketiga, Andry mengatakan inflasi masih tetap rendah di kisaran target BI yaknin 2,5±1 persen. Tercatat inflasi RI April 2025 sebesar 1,17 persen secara month to month (mtm), dan 1,95 persen year on year (yoy).
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia bulan lalu telah mempertahankan BI-Rate sebesar 5,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.
Keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga prakiraan inflasi 2025 dan 2026 tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1%, mempertahankan stabilitas nilai tukar Rupiah yang sesuai dengan fundamental di tengah makin meningkatnya ketidakpastian global, serta untuk turut mendukung pertumbuhan ekonomi.
Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati ruang penurunan BI-Rate lebih lanjut dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar Rupiah, prospek inflasi, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi.