Ekonom: Ini saat Tepat BI Pangkas Suku Bunga

: Suku Bunga Acuan BI ( Foto: Dok Bank Indonesia)


Oleh Pasha Yudha Ernowo, Senin, 19 Mei 2025 | 15:50 WIB - Redaktur: Untung S - 526


Jakarta, InfoPublik – Momentum untuk mendorong pemulihan ekonomi Indonesia semakin menguat. Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, menyebut bahwa bulan ini adalah waktu yang tepat bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate).

Fakhrul menilai, stabilitas nilai tukar rupiah yang mulai menguat, seiring meredanya tekanan eksternal, terutama konflik perdagangan global, membuka ruang bagi pelonggaran moneter. Terlebih, BI sendiri sudah memberi sinyal kuat dalam pernyataan bulanannya April lalu.

“Bank Indonesia telah secara eksplisit menyampaikan bahwa mereka mencermati ruang penurunan suku bunga, selama stabilitas nilai tukar dan inflasi tetap terjaga, serta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Fakhrul, dalam keterangannya ke InfoPublik, Senin (19/5/2025).

Ia menambahkan, kondisi makro saat ini memang memberi peluang besar untuk mendukung pertumbuhan melalui pelonggaran moneter. Terlebih lagi, prospek ekonomi global yang melemah membuat urgensi stimulus semakin tinggi.

Selain suku bunga acuan, Fakhrul juga menyoroti instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Menurutnya, pasar berharap agar BI mulai menyesuaikan strategi SRBI seiring menguatnya rupiah.

“Penurunan tingkat imbal hasil SRBI dan penyesuaian jumlah lelang yang dimenangkan dapat memperbaiki likuiditas di pasar uang. Ini penting agar penurunan suku bunga bisa efektif mendorong intermediasi,” jelasnya.

Fakhrul juga mendorong kelanjutan pelonggaran kebijakan makroprudensial. Ia menilai, di tengah tren pertumbuhan ekonomi yang masih moderat, peran kebijakan makro menjadi krusial untuk mendukung ekspansi kredit dan permintaan domestik.

Di sisi pasar modal, sinyal positif global dan stabilnya domestik memberi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk melanjutkan penguatan. Fakhrul memperkirakan, pemangkasan suku bunga akan menjadi katalis utama pekan ini.

“IHSG bisa menuju 7.300 dalam waktu dekat. Sektor perbankan biasanya akan menjadi motor penggerak utama, apalagi dengan arus masuk dana asing yang semakin deras,” ujarnya.

Meski demikian, ia mengingatkan agar pelaku pasar tetap mewaspadai aksi profit taking, terutama jika eskalasi ketegangan geopolitik kembali meningkat.

Selain suku bunga dan stabilitas pasar, Fakhrul menekankan pentingnya memperhatikan realisasi belanja pemerintah melalui APBN, terutama untuk April dan Mei.

“Pasar akan sangat mencermati seberapa besar suplai obligasi negara dan bagaimana realisasi belanja pemerintah. Eksekusi anggaran yang tepat waktu akan menentukan arah ekonomi di semester kedua: rebound atau stagnan,” pungkasnya.

Menurutnya, volatilitas jangka pendek telah mulai mereda, namun arah kebijakan fiskal dan belanja pemerintah akan menjadi faktor penentu keberlanjutan pemulihan ekonomi nasional.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Rabu, 14 Mei 2025 | 04:48 WIB
Ekonom: Rupiah Berpeluang Menguat, Tapi Waspadai Volatilitas Jangka Pendek
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Rabu, 7 Mei 2025 | 14:08 WIB
Ekonom: Pemulihan Rupiah Mencerminkan Fundamental Ekonomi yang Kuat
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Selasa, 22 April 2025 | 18:55 WIB
BI Bisa Pangkas Suku Bunga, Momentum Pulihkan Ekonomi
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Kamis, 10 April 2025 | 08:46 WIB
Ekonom Soroti Kebijakan Intervensi BI Stabilkan Rupiah sebagai Langkah Strategis
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Sabtu, 28 Desember 2024 | 08:35 WIB
Peralihan Pengawasan Derivatif Keuangan ke OJK dan BI Berjalan Lancar