Ekonom: Rupiah Berpeluang Menguat, Tapi Waspadai Volatilitas Jangka Pendek

:


Oleh Pasha Yudha Ernowo, Rabu, 14 Mei 2025 | 04:48 WIB - Redaktur: Untung S - 303


Jakarta, InfoPublik – Meredanya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok membawa angin segar bagi perekonomian global. Kedua negara sepakat memangkas tarif, yang menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi dunia. Namun, dampaknya bagi Indonesia tidak sepenuhnya tanpa risiko.

Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, menjelaskan bahwa prospek global kini terlihat membaik setelah enam minggu dibayangi ketidakpastian. “Salah satu indikator penting adalah kenaikan harga minyak, yang mencerminkan ekspektasi pulihnya permintaan global,” kata Fakhrul, dalam keterangannya ke InfoPublik, Rabu (14/5/2025).

Meski begitu, kondisi ini menurutnya bisa menjadi pedang bermata dua bagi Indonesia. Di satu sisi, kenaikan harga minyak berpotensi memperburuk defisit transaksi berjalan. Di sisi lain, jika skenario resesi global gagal terjadi, peluang bank sentral AS (The Fed) untuk memangkas suku bunga semakin kecil. Ini bisa menekan arus dana asing ke pasar keuangan domestik.

“Dampaknya bisa terlihat dalam tekanan jangka pendek terhadap nilai tukar rupiah, terutama jika indeks dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS (UST bills) terus naik,” ujarnya.

Rupiah sempat menguat cukup signifikan dalam dua pekan terakhir. Namun, Fakhrul menilai koreksi menuju level Rp16.600 per dolar AS masih wajar dan bukan sinyal untuk buru-buru membeli dolar. “Secara fundamental, ruang penguatan rupiah masih terbuka menuju akhir tahun,” tegasnya.

Ia menambahkan, faktor terpenting dalam mendukung stabilitas rupiah tahun ini adalah penerbitan obligasi global (global bond) oleh pemerintah Indonesia. “Jika pemerintah menerbitkan lebih banyak global bond, baik dalam dolar AS maupun mata uang lain, ini akan memperkuat cadangan devisa dan mendukung nilai tukar,” ujar Fakhrul.

Meskipun kondisi global mulai stabil, para pelaku pasar diminta tetap waspada terhadap potensi volatilitas di pasar valuta asing dalam jangka pendek. Fundamental rupiah dinilai kuat, namun pengaruh eksternal tetap harus dicermati dengan cermat.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Senin, 19 Mei 2025 | 15:50 WIB
Ekonom: Ini saat Tepat BI Pangkas Suku Bunga
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Rabu, 7 Mei 2025 | 14:08 WIB
Ekonom: Pemulihan Rupiah Mencerminkan Fundamental Ekonomi yang Kuat
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Selasa, 22 April 2025 | 18:55 WIB
BI Bisa Pangkas Suku Bunga, Momentum Pulihkan Ekonomi
  • Oleh Eko Budiono
  • Kamis, 10 April 2025 | 08:42 WIB
Menteri ESDM: Penguatan Hilirisasi untuk Antisipasi Perang Dagang
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Kamis, 10 April 2025 | 08:46 WIB
Ekonom Soroti Kebijakan Intervensi BI Stabilkan Rupiah sebagai Langkah Strategis
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Sabtu, 28 Desember 2024 | 08:35 WIB
Peralihan Pengawasan Derivatif Keuangan ke OJK dan BI Berjalan Lancar
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 20 Desember 2024 | 21:31 WIB
KPK Geledah Kantor BI dan OJK Terkait Kasus Gratifikasi Anggota DPR