Pengamat: Penurunan Angka Pengangguran Jadi Kabar Positif

: Pencari kerja antre untuk masuk ke dalam pameran saat berlangsungnya Jakarta Job Fair di Gor Cilandak Barat, Jakarta, Selasa (29/4/2025). Jakarta Job Fair 2025 merupakan bursa kerja yang diadakan oleh Pemprov Jakarta melalui Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) untuk menjembatani pencari kerja dengan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja dari berbagai sektor industri, lebih dari 40 perusahaan nasional dan multinasional ikut berpartisipasi dalam job fair ini. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.


Oleh Eko Budiono, Jumat, 9 Mei 2025 | 21:22 WIB - Redaktur: Untung S - 441


Jakarta, InfoPublik - Dekan Fakultas Ekonomi dan  Bisnis Universitas Islam Syekh-Yusuf Tangerang, Banten, Asep Ferry Bastian, mengatakan  penurunan tingkat pengangguran menjadi 4,76 persen berdasarkan data Badan Pusta Statistik (BPS) 2025  merupakan kabar positif.

Menurut Asep, kondisi tersebut menunjukkan bahwa pasar kerja kita mulai pulih dan menunjukkan resiliensi, terutama pascapandemi dan dalam menghadapi tantangan ekonomi global.

Menurut Asep, secara umum ada perbaikan kondisi ketenakerjaan  terutama dari sisi kuantitas serapan tenaga kerja.

"Tapi secara kualitas, kita masih punya pekerjaan rumah. Tingkat pekerja informal masih tinggi, dan sebagian besar tenaga kerja kita masih berada di sektor-sektor dengan produktivitas rendah, jadi perbaikannya belum merata," kata Asep kepada InfoPublik, Jumat (9/5/2025).
Asep menegaskan, pemerintah perlu memperkuat pelatihan vokasi, reformasi ketenagakerjaan, dan kebijakan industri yang pro-lapangan kerja berkualitas.

Sedangkan untuk pertumbuhan ekonomi, Indonesia masih berpeluang untuk meningkatkan pertumbuhan, asalkan kita mampu menjaga stabilitas makro dan memperkuat permintaan domestik.

"Sektor konsumsi rumah tangga dan investasi swasta perlu terus didorong. Selain itu, pemerintah juga harus responsif terhadap dinamika global seperti gejolak harga komoditas dan suku bunga internasional, sembari mempercepat hilirisasi industri dan transisi energi," katanya.

Asep menambahkan,  dibanding negara tetangga, pertumbuhan ekonomi Indonesia tergolong solid dan stabil.

"Misalnya, pertumbuhan Indonesia masih berada di atas Singapura yang lebih terdampak kondisi global karena struktur ekonominya yang terbuka," katanya.

Sedangkan  dibandingkan Vietnam dan Malaysia, Indonesia unggul dalam hal pasar domestik yang besar dan daya tahan konsumsi masyarakat.

"Namun , dari sisi investasi dan produktivitas, kita masih perlu mengejar ketertinggalan. Reformasi struktural harus terus dilanjutkan agar daya saing kita meningkat," katanya.

Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menilai bahwa kondisi lapangan kerja di Indonesia hingga Februari 2025 yang menunjukkan kinerja solid sejak Februari 2024 mencerminkan kekuatan kolektif dari berbagai kebijakan ketenagakerjaan lintas kementerian dan lembaga.

Pada periode yang sama, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 4,76 persen, menjadi yang terendah sejak krisis 1998, dengan penambahan lapangan kerja signifikan yakni bagi 3,59 juta orang.

Hal itu disampaikan Yassierli melalui siaran pers Biro Humas Kemnaker, Rabu (7/5/2025).

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Selasa, 20 Mei 2025 | 15:00 WIB
Menaker: Pengemudi dan Kurir Online Wajib Dapat Jaminan Sosial
  • Oleh Isma
  • Senin, 12 Mei 2025 | 17:49 WIB
Serapan Beras Bulog Tembus 2 Juta Ton
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Selasa, 29 April 2025 | 00:38 WIB
BPS Pastikan Data Nasional Akurat, Persiapan Sensus Ekonomi 2026 Dimulai