- Oleh Wahyu Sudoyo
- Rabu, 14 Mei 2025 | 21:57 WIB
: Wamenkomdigi Nezar Patria dalam Halalbihalal Mastel di Jakarta (Humas Komdigi)
Oleh Wahyu Sudoyo, Kamis, 24 April 2025 | 21:34 WIB - Redaktur: Untung S - 294
Jakarta, InfoPublik – Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) diajak terus bekolaborasi mengembangkan sektor telekomunikasi nasional dengan mendorong kompetisi yang sehat.
Sebab, Mastel memiliki peran penting sebagai salah satu lembaga nirlaba yang menjadi wadah pemangku kepentingan industri digital di Indonesia.
“Tentu kita perlu terus melanjutkan kolaborasi ini karena pekerjaan belum selesai, terutama untuk meningkatkan cakupan 5G yang saat ini baru di kisaran sekitar 4,44 persen,” kata Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, dalam keterangannya terkait acara Halal Bihalal Mastel di Jakarta Selatan, seperti dilansir pada Kamis (24/4/2025).
Menurut Nezar, Mastel, sebagai bagian dari ekosistem industri telekomunikasi nasional, telah berperan penting dalam pembangunan infrastruktur digital nasional.
Hal ini dapat dilihat dari peran aktif Mastel dalam mendukung pencapaian target Blueprint Broadband Indonesia 2014 yang menjadi pondasi keberhasilan pencapaian cakupan 4G hingga hampir 100 persen di wilayan permukiman.
“Mastel turut andil dalam penyusunan Blueprint Broadband Indonesia 2014 yang menjadi fondasi pemerataan akses internet hingga pelosok negeri. Karena kolaborasi ini, pada 2025 kita berhasil mencapai 97,45 persen cakupan 4G di wilayah permukiman,” ungkapnya.
Nezar mengatakan, sesuai dengan Visi Indonesia Digital (VID) 2045, Pemerintah membangun sektor digital dengan bertumpu pada empat pilar transformasi digital, yaitu infrastuktur digital, masyarakat digital, ekonomi digital dan pemerintahan digital. VID 2045 sendiri telah dijadikan pemerintah sebagai kompas menuju Indonesia Emas.
“Yang pertama infrastruktur digital. Kita harus memastikan 100 persen wilayah pemukiman Indonesia terjangkau internet berkecepatan tinggi. Kita berharap bisa sampai ke 100 Gbps (Gigabyte per second) dan untuk sampai ke sana saya kira butuh kolaborasi yang cukup intens di ekosistem yang ada di MASTEL,” jelas dia.
Pada pilar masyarakat digital, lanjut Nezar Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) terus meningkatkan kemampuan literasi digital masyarakat agar bisa berpartisipasi lebih aktif dalam adopsi teknologi baru.
“Kemudian tidak kalah pentingnya adalah ekonomi digital, kita harus memperkuat ekosistem ekonomi yang diperkuat oleh pelaku digital dan memberikan perhatian terhadap UMKM yang mengadopsi teknologi baru,” tuturnya.
Sedangkan dalam pilar pemerintahan digital, Nezar menekankan arti penting kerja keras di sektor layanan publik agar dapat mengantisipasi perkembangan teknologi yang bergerak cepat.
“Sekarang teknologi bergerak begitu cepat dan kita masih punya sejumlah program digital gap knowledge, termasuk juga di sektor pemerintahan,” tandas Wamenkomdigi.
Di sisi lain, Nezar mengakui ada banyak pekerjaan rumah bagi aparatur pemerintah agar lebih melek terhadap teknologi maju dalam mencapai VID 2045. Aparatur pemerintah juga perlu meningkatkan kesadaran mengenai keamanan digital atau cyber security.
Oleh karena itu, Ia menekankan pentingnya kolaborasi dengan ekosistem industri digital tanah air.
“Tanpa kolaborasi dengan Mastel, saya kira Visi Indonesia Digital 2045 ini sulit terwujud karena disini semua berkumpul pemain-pemain teknologi digital, infrastruktur, tapi dengan tata kelola IT. Dan tentu saja tanpa kolaborasi yang kuat, saya kira langkah kita ke depan jadi sulit,” pungkas Wamenkomdigi.