- Oleh Wahyu Sudoyo
- Senin, 24 Maret 2025 | 23:54 WIB
: Peluncuran Program Pengembangan Ekosistem Bawah Laut atau Subsea Ecosystem Development Program (SEDP) di ajang Mobile World Congress (MWC) Barcelona 2025, Spanyol (Humas Kemkomdigi)
Oleh Wahyu Sudoyo, Senin, 10 Maret 2025 | 23:57 WIB - Redaktur: Untung S - 174
Jakarta, InfoPublik – Kolaborasi antara Telkom University, GSMA, serta berbagai industri telekomunikasi dalam menginisiasi pembentukan Program Pengembangan Ekosistem Bawah Laut atau Subsea Ecosystem Development Program (SEDP), yang dirilis pada ajang Mobile World Congress (MWC) Barcelona 2025, didukung penuh Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi).
Program peningkatan kapabilitas industri kabel bawah laut dan membangun talenta digital kelas dunia ini dinilai akan memperkuat posisi Indonesia dalam transformasi digital global.
“Komdigi memberikan dukungan penuh atas inisiatif untuk memperkuat infrastruktur digital Indonesia yang sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, tetapi juga untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain terdepan dan penyedia tenaga ahli di seluruh sektor penting ekosistem kabel bawah laut," kata Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, dalam keterangannya di Kantor Kementerian Komdigi, seperti dilansir pada Senin (10/3/2025).
Nezar menyatakan, kolaborasi ini menjadi dasar bagi Indonesia untuk mewujudkan cita-cita menjadi pemimpin global di bidang infrastruktur digital.
"Melalui pengembangan tenaga ahli lokal, inovasi, dan kolaborasi yang kuat antara industri, akademisi, dan pemerintah, kami meletakkan dasar bagi Indonesia untuk menjadi pemimpin global dalam infrastruktur digital," tegasnya.
Menurut Direktur Kerjasama Strategis dan Kantor Urusan Internasional Telkom University, Lia Yuldinawati, program ini dirancang untuk menyediakan pelatihan, riset dan pengalaman praktis dalam teknologi kabel bawah laut serta infrastruktur digital kabel bawah laut.
Ia mengharapkan kolaborasi antara industri dan akademisi akan membentuk ekosistem pembelajaran yang kuat.
“Di mana para profesional dan mahasiswa Indonesia dapat mengembangkan keahlian dalam desain jaringan, manajemen infrastruktur digital, serta penelitian di bidang teknologi bawah laut,” tutur dia.
Sementara itu, Head of Asia Pacific at GSMA, Julian Gorman, optimistis Program Pengembangan Ekosistem Bawah Laut dapat menciptakan peluang, menjembatani kesenjangan, dan memberdayakan masyarakat. Menurutnya, dengan berinvestasi dan membina tenaga ahli lokal dan generasi mendatang.
“Program ini dapat menciptakan ekosistem berkelanjutan yang akan mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi untuk mengatasi tantangan yang ada di Indonesia, mendorong penciptaan lapangan kerja, dan konektivitas untuk seluruh masyarakat,” kata Julian Gorman.
Sekedar informasi, inisiatif ini didukung berbagai pemangku kepentingan, termasuk Telekomunikasi International (Telin), Telkom Infra, Telkom University, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), XL Axiata, Meta, Alita Praya Mitra, GSMA, AJARI, Asosiasi Operator Sistem Komunikasi Kabel Bawah Laut Indonesia (ASKALSI), TIP, dan Ciena.
Program Pengembangan Ekosistem Bawah Laut akan resmi dimulai pada kuartal keempat 2025 yang berfokus pada pengembangan bakat, inovasi, dan kolaborasi industri-akademisi untuk memperkuat posisi Indonesia dalam ekonomi digital global.