- Oleh Eko Budiono
- Minggu, 6 April 2025 | 15:31 WIB
: Foto udara areal Depot Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) PT Pertamina (Persero) di Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (26/1/2025). Kementerian Keuangan mencatat realisasi subsidi bahan bakar minyak (BBM) pada tahun 2024 mencapai Rp150,3 triliun terdiri dari pertalite, solar, dan minyak tanah yang digelontorkan pemerintah melalui APBN. ANTARA FOTO/Andry Denisah/tom.
Oleh Eko Budiono, Jumat, 7 Maret 2025 | 04:54 WIB - Redaktur: Untung S - 344
Jakarta, InfoPublik - Kepala Balai Besar Pengujian Migas (Lemigas) Mustafid Gunawan menyatakan, pihaknya rutin menguji kualitas bahan bakar minyak (BBM) berbagai stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) termasuk Pertamina, dan menyatakan kualitasnya sudah memenuhi ketentuan yang ditetapkan pemerintah.
“Kami sampaikan kepada Pak Jaksa Agung (Sanitiar Burhanuddin), Pak Dirut (PT Pertamina Persero Simon Aloysius Mantiri) bahwa seluruh (sampel) yang kami lakukan pengujian spesifikasinya memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah, dalam hal ini Ditjen Migas (Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi),” kata Mustafid melalui keterangan resmi, Kamis (6/3/2025).
Berdasarkan pengujian terbaru pun, Mustafid menyampaikan bahwa hasil yang diperoleh menunjukkan kualitas BBM dari SPBU Pertamina sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah.
“Kami sudah melakukan pengujian khusus untuk yang RON semuanya sesuai dengan ketentuan yang ada di dalam peraturan Dirjen Migas,” ucap Mustafid.
Selaku lembaga yang bertugas untuk menguji kualitas BBM di masyarakat, Lemigas bergerak di bawah Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Hasil uji kualitas BBM oleh Lemigas memperkuat pernyataan Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri, yang menyampaikan bahwa kualitas BBM Pertamina yang beredar sudah sesuai dengan standar.
Hal itu disampaikan Burhanuddin untuk menyikapi kekhawatiran masyarakat mengenai adanya BBM Pertamax dari Pertamina yang diduga ‘dioplos’, imbas dari terjadinya kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) tahun 2018–2023.
“Artinya, kondisi Pertamax yang ada sudah bagus dan sudah sesuai dengan standar yang ada di Pertamina,” ucapnya.