- Oleh Wahyu Sudoyo
- Rabu, 13 November 2024 | 15:01 WIB
: Proyek Underpas Joglo di Solo (dok Hutama Karya)
Oleh Wahyu Sudoyo, Rabu, 13 November 2024 | 15:46 WIB - Redaktur: Untung S - 158
Jakarta, InfoPublik — PT Hutama Karya (Persero) terus mempercepat pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) Fase 2A CP203 Area Kota - Glodok di Jakarta Barat dan Proyek Underpass Joglo di Surakarta, Jawa Tengah. Upaya itu dilakukan menjelang akhir tahun agar proyek-proyek tersebut dapat selesai tepat waktu dan sesuai standar mutu.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menyatakan bahwa hingga awal November 2024, Proyek MRT Fase 2A CP203 yang dikerjakan melalui Kerja Sama Operasi (KSO) dengan Sumitomo Mitsui Construction Co. & Hutama Karya (SMCC-HK JO) telah mencapai progres 63 persen.
“Pada 21 Oktober 2024, kami telah melaksanakan seremonial Breakthrough TBM-1, di mana terowongan sepanjang 1,4 kilometer yang menghubungkan Stasiun Kota - Glodok - Mangga Besar telah selesai. Dalam proyek ini, Hutama Karya memegang 35 persen porsi pekerjaan, dengan progres mencapai 45 persen, yang meliputi desain, penggalian, struktur, serta mechanical, electrical, and plumbing (MEP),” ujar Adjib dalam siaran pers.
Adjib menambahkan bahwa perusahaan menggunakan teknologi canggih seperti Tunnel Boring Machine (TBM) dan Building Information Modeling (BIM) untuk mempercepat penyelesaian proyek. Selain itu, SMCC-HK JO secara konsisten berkoordinasi dengan pemangku kepentingan dan instansi terkait untuk pengaturan lalu lintas dan relokasi utilitas di sekitar proyek.
“Lokasi proyek di pusat Kota Jakarta memang menantang, terutama dengan lahan yang sempit, lalu lintas yang padat, dan keberadaan bangunan cagar budaya. Kami bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Tim Ahli Cagar Budaya untuk menjaga dan merawat nilai sejarahnya,” jelas Adjib.
Pembangunan MRT Jakarta Fase 2, yang membentang sepanjang 11,8 km dari Bundaran HI hingga Ancol Barat, dibagi menjadi dua tahap: Fase 2A dan Fase 2B. Fase 2A terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah dengan panjang jalur sekitar 5,8 km. “Proyek MRT ini sangat penting untuk memperlancar transportasi di Jakarta, mengurangi waktu tempuh, dan menekan angka kemacetan,” tambah Adjib.
Di Surakarta, pembangunan Underpass Joglo yang dikerjakan oleh KSO Hutama Karya dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (HK-WK) telah mencapai progres 85 persen. Hutama Karya bertanggung jawab atas 55 persen porsi pekerjaan, yang mencakup drainase, struktur, tanah, perkerasan, serta elemen tambahan seperti rambu, kansteen, landscape, dan ornamen dinding.
Untuk mempercepat proyek ini, Hutama Karya menggunakan teknologi BIM, survei digital Lidar, dan Global Navigation Satellite System (GNSS). Perusahaan juga aktif berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) dalam pembuatan jembatan sementara guna menopang jalur kereta api selama proses pembangunan concrete box.
“Kami juga bekerja sama dengan Kementerian PUPR dan Pemerintah Kota Solo untuk mempercepat pembebasan lahan serta mensosialisasikan penutupan jalur sesuai rencana manajemen lalu lintas,” tambah Adjib.
Kehadiran Underpass Joglo diharapkan dapat mengurangi kemacetan di Simpang Joglo. Antrian yang sebelumnya mencapai 500 meter dapat hilang, dan waktu tempuh yang semula 20 menit dapat berkurang menjadi dua menit berkat pemisahan arus lalu lintas kendaraan dan kereta api.