Hutama Karya Terapkan Konsep ESG di Proyek JTTS

: Ruas Jalan Tol Trans Sumatera (dok Hutama Karya)


Oleh Wahyu Sudoyo, Kamis, 8 Agustus 2024 | 06:15 WIB - Redaktur: Untung S - 296


Jakarta, InfoPublik – PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) berkomeitmen menerapkan konsep Environmental, Social, and Governance (ESG) atau konsep infrastruktur berkelanjutan dengan mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap sejumlah aspek meliputi lingkungan, sosial, dan ekonomi pada proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).

“Kita pilih trase jalan tol dengan dampak yang paling minimum. Koridor satwa dirancang agar mengurangi fragmentasi habitat serta dilengkapi utilitas penunjang. Sementara untuk kawasan hutan, Hutama Karya juga aktif berkoordinasi dengan KLHK untuk rehabilitasinya,” ujar Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim dalam keterangannya di Jakarta, pada Rabu (7/8/2024).

Adjib menjelaskan, konsep ini dimulai dari perencanaan pembangunan infrastruktur jalan tol, dengan membuat kajian lingkungan yang membahas terkait dampak lingkungan yang muncul pada saat pembangunan jalan tol antara lain seperti kehilangan biodiversitas, kerusakan ekosistem, hingga emisi karbon.

Dalam memitigasi hal tersebut, Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya ini aktif berkoordinasi dengan instansi daerah seperti Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), serta Non Governmental Organization (NGO) di daerah terdampak rencana pembangunan.

“Selain itu, dilakukan kajian dampak lingkungan untuk menekan dampak yang ditimbulkan dari pelaksanan konstruksi dan peroperasian jalan tol,” tuturnya.

Menurut Adjib, secara spesifik, pemenuhan kewajiban pelepasan kawasan hutan dilakukan Hutama Karya sesuai dengan aturan yang berlaku salah satunya yang berhubungan dengan rehabilitasi kawasan hutan dengan pemenuhan kewajiban Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan Dana Reboisasi (DR).

Implementasi infrastruktur berkelanjutan dipastikan akan terus dilaksanakan Hutama Karya, termasuk pada pembangunan JTTS Tahap II, yang akan menghubungkan antara Jambi dan Riau.

Sedangkan tanggung jawab dari sisi lingkungan untuk pembangunan jalan tol ini adalah dengan melakukan mitigasi secara komprehensif yang tertuang dalam kajian lingkungan antara lain pengelolaan kualitas tanah dan air, pengendalian polusi udara dan kebisingan, pelestarian keanekaragaman hayati, hingga pengelolaan limbah yang dihasilkan seperti limbah cair dan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3).

“Kajian lingkungan ini rutin dilakukan monitoring serta evaluasi secara berkala berdasarkan rekomendasi dokumen lingkungan pada fase pembangunan dan pengoperasian jalan tol. Sehingga atas kajian tersebut Hutama Karya memastikan tidak akan membabat ratusan hektar kawasan hutan untuk pembangunan koridor JTTS ini,” tegas Adjib.

Sementara itu, dari sisi jalan tol yang telah beroperasi, Hutama Karya melakukan penanaman pohon di sepanjang jalan tol, penggunaan smart lamp, pengembangan ruang hijau terbuka di rest area, penyediaan underpass perlintasan satwa, program bantuan sosial kepada masyarakat sekitar jalan tol, hingga penyedian lahan serta pendampingan tenant Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Rest Area.

Selain itu, Hutama Karya juga melengkapi Rest Area Tol Pekanbaru - Bangkinang dengan Masjid ramah lingkungan yang memanfaatkan ventilasi alami tanpa pendingin ruangan.

“Kami juga mengedepankan penerapan energi terbarukan, di jalan tol melalui pemasangan smart lamp yang lebih ramah lingkungan dibanding lampu konvensional, dengan total 3.704 buah baik di JTTS hingga di Tol ATP,” tutup EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 20 September 2024 | 22:42 WIB
Pertamina Grup Raih Lima Penghargaan di Media Relations Awards 2024
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 20 September 2024 | 17:18 WIB
Pertamina Tingkatkan Penggunaan SAF untuk Dekarbonisasi Penerbangan Helikopter
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 20 September 2024 | 11:02 WIB
Pertamina Bersinergi dengan FHCI, Bahas Hubungan Industrial dalam EIRC 2024 di Bali
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 19 September 2024 | 19:50 WIB
Pertamina patra Niaga Perkuat Dukungan Transisi Energi sektor Penerbangan
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 19 September 2024 | 15:22 WIB
Pertamina Gandeng Airbus Dorong Pengembangan Sustainable Aviation Fuel di Indonesia
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 19 September 2024 | 15:23 WIB
Pertamina-Kementerian PPN/Bappenas Perkuat Ketahanan Energi Nasional
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 19 September 2024 | 00:10 WIB
Pertamina Patra Niaga Perluas Distribusi Sustainable Aviation Fuel ke Pasar Internasional
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Selasa, 17 September 2024 | 20:17 WIB
Pertamina Perkuat Komitmen Avtur Ramah Lingkungan di Asia Pacific Air Transport Forum 2024