:
Oleh Dian Thenniarti, Kamis, 5 Januari 2023 | 06:39 WIB - Redaktur: Untung S - 285
Jakarta, InfoPublik - Gangguan cuaca merupakan tantangan terbesar yang dihadapi seluruh moda transportasi pada masa Angkutan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) di tengah melonjaknya jumlah penumpang.
"Gangguan cuaca ekstrem di masa libur Nataru mengakibatkan terganggunya beberapa perjalanan angkutan umum seperti penundaan ataupun pembatalan perjalanan," jelas Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, ketika menutup Posko Monitoring dan Evaluasi Angkutan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 di kantor Kemenhub, Jakarta, Rabu (4/1/2023).
Namun menurut Menhub, apa yang sudah disiapkan pihaknya bersama seluruh pihak terkait dalam menghadapi ancaman potensi gangguan tersebut relatif berjalan baik, meski tetap ada beberapa evaluasi yang perlu ditingkatkan ke depannya, sebagai persiapan untuk menghadapi Angkutan Lebaran tahun ini.
Untuk mengantisipasi gangguan cuaca, sejumlah upaya telah dilakukan di antaranya, meningkatkan pengawasan terhadap aspek keselamatan dan berkoordinasi secara intensif dengan operator sarana dan prasarana transportasi, serta memberikan sejumlah imbauan kepada masyarakat agar tetap waspada dengan kondisi cuaca ekstrem.
"Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder yang memberikan dukungan secara langsung atau tidak langsung, dan saya melihat bahwa kekompakan dari stakeholder ini menjadi kunci dari keberhasilan kita semua," ujar Menhub.
Selanjutnya, ia juga berterimakasih kepada rekan-rekan media yang telah memberikan dukungan sehingga himbauan yang disampaikan baik dari Kemenhub, Polri, maupun kementerian/lembaga yang lain dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat.
Selain lonjakan penumpang angkutan umum, jumlah kendaraan yang keluar Jabodetabek yang terpantau melalui empat gerbang tol utama juga meningkat 7,54 persen atau sebanyak 2,24 juta kendaraan, dibandingkan tahun lalu yang mencapai 2,07 juta kendaraan.
Sementara itu, kendaraan yang masuk Jabodetabek meningkat 7,48 persen atau sebanyak 2,18 juta kendaraan dibandingkan tahun lalu yang mencapai 2,01 juta kendaraan.
Sejumlah catatan yang akan dilakukan evaluasi di antaranya yakni: sinkronisasi yang lebih baik antara pengambilan kebijakan dengan pelaksanaan di lapangan, pengaturan cuti bersama dan waktu libur sekolah untuk membagi beban lalu lintas jalan dan menyiapkan armada angkutan umum yang memadai.
Selanjutnya, mengantisipasi titik-titik krusial yang berpotensi terjadi kepadatan lalu lintas atau lonjakan penumpang, pengaturan rest area, dan titik-titik yang berpotensi terdampak kondisi alam seperti banjir, longsor, dan lain-lain.
"Menghadapi Angkutan Lebaran yang kurang dari empat bulan lagi, saya juga minta kepada jajaran Kemenhub untuk melakukan pengamatan dengan lebih teliti, dan selalu berkoordinasi intensif dengan stakeholder," katanya.
Terobosan-terobosan, tambah Menhub, juga harus dilakukan dengan baik, dan survei harus dilakukan secara akurat terkait berapa jumlah pemudik yang akan terjadi, sehingga lonjakan yang terjadi dapat diantisipasi lebih baik lagi.
Sebagai informasi, pergerakan penumpang angkutan umum masa libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) di semua moda mencapai 10,31 juta penumpang. Jumlah ini merupakan angka kumulatif penumpang di semua moda, yang dihitung selama 17 hari masa pemantauan yaitu mulai Senin, 19 Desember 2022 s.d. Rabu, 4 Januari 2023.
Jumlah tersebut meningkat 71,09 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada libur Nataru tahun lalu yaitu sebanyak 6,03 juta penumpang.
Adapun kenaikan jumlah penumpang tersebut terjadi di seluruh moda transportasi baik angkutan jalan, penyeberangan, laut, udara dan kereta api.
Foto: Kemenhub