:
Oleh Baheramsyah, Rabu, 7 Desember 2022 | 12:23 WIB - Redaktur: Untung S - 707
Jakarta, InfoPublik - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengajak negara-negara pulau dan kepulauan berkolaborasi menentukan nasib sendiri dalam menghadapi tantangan global.
Hal tetsebut dikatakan Menko Marves Luhut dalam Pertemuan Tingkat Menteri Forum Negara Pulau dan Kepulauan di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Bali, Selasa, (6/12/2022).
“Kehidupan kita terikat pada lautan. Lautan adalah rumah kita. Kita (negara pulau dan kepulauan - red) harus mengelola rumah kita sendiri dan menentukan sendiri nasib kita. Dalam Bahasa Indonesia kami mengenal istilah Senasib, Sepenanggungan. Terlepas dari perbedaan kita, kita menghadapi tantangan yang sama. Dengan tanggung jawab bersama, kita akan berhasil,” ungkap Menko Marves Luhut dalam pidato pembukaan di hadapan 24 delegasi yang terdiri dari menteri, perwakilan negara partisipan, serta organisasi internasional.
AIS Forum atau Forum Negara Pulau dan Kepulauan adalah platform kerja sama konkret untuk bersama-sama mengatasi tantangan dan permasalahan yang dihadapi, khususnya pada sektor pembangunan kelautan. AIS Forum yang pendiriannya dideklarasikan di Manado, Indonesia, pada 2018 lalu, melibatkan 47 negara pulau dan kepulauan dari seluruh dunia.
Sejak pendiriannya, negara partisipan AIS Forum telah bersepakat untuk menjalin kerja sama dalam empat isu pembangunan yang menjadi perhatian bersama, yaitu: i) mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dan pengelolaan bencana, ii) pembangunan ekonomi biru, iii) penanganan sampah plastik di laut, dan iv) pengelolaan maritim yang baik.
Pada tahun depan, AIS Forum berencana menjalin koordinasi dan kerja sama dengan berbagai organisasi dan inisiatif regional dan global yang telah well-established, seperti Aliansi Negara-Negara Pulau Kecil (AOSIS), Komunitas Karibia (Caricom), Negara Pulau Kecil dan Berkembang (SIDS), Inisiatif Segitiga Koral tentang Terumbu Karang, Perikanan, dan Keamanan Pangan (CTI-CFF), Melanesian Spearhead Group (MSG), Forum Pembangunan Pulau-Pulau Pasifik (PIDF), dan Forum Pulau-Pulau Pasifik (PIF).
Hal itu dilakukan dengan harapan dapat menyebarluaskan manfaat nyata program dan aktivitas pembangunan AIS Forum kepada lebih banyak anggota masyarakat dan komunitas lokal dan global.
“Program dan aktivitas kita harus menyentuh masyarakat pulau dan kepulauan di Samudrra Atlantik, Pasifik, dan Hindia. Manfaatnya harus dirasakan komunitas pulau di Kawasan Karibia dan pulau-pulau di Afrika. Dengan visi AIS Forum sebagai forum pembangunan yang terbuka, kita dapat bekerja membawa hasil positif dan melengkapi hasil pekerjaan mekanisme (kerja sama organisasi/inisiatif - red) kawasan yang telah ada,” pesan Menko Luhut.
Umumnya organisasi-organisasi yang telah ada ini dibentuk berdasarkan pengelompokan lokasi, ukuran, dan tingkat pembangunan ekonomi. Dalam hal ini, Forum AIS memiliki keunikan tersendiri karena mampu merangkul dan mengumpulkan semua negara pulau dan kepulauan yang ada di dunia. Itu sejalan dengan prinsip kerja sama Forum AIS yang inklusif dan berdasarkan asas solidaritas, keadilan, dan timbal balik.
“Komitmen untuk mendirikan Forum AIS memang dilakukan di Indonesia, namun Forum AIS bukan milik Indonesia sendiri. Keinginan Indonesia adalah mendorong kolaborasi. Kami tidak berada di forum ini hanya untuk duduk dan bicara. Kami mau bekerja. Kami tidak berkeberatan memulai dari hal yang kecil, dari bawah ke atas. Kami ingin bergerak naik dan bergerak maju secara berkelanjutan, menciptakan kemajuan yang bertahap, tapi konkret,” demikian penjelasan Menko Luhut.
Dalam beberapa tahun belakangan, kerja sama Forum AIS sudah menghasilkan kemajuan dan hasil yang konkret. Antara lain ada pelatihan kewirausahaan di Fiji, Solomon Islands, Tonga, Samoa, and Vanuatu, lebih dari 200 sesi pertukaran pengalaman, pelatihan, dan bantuan teknis, engagement dengan lebih dari 1000 startups, serta program riset, beasiswa, dan peningkatan kemampuan yang diberikan untuk lebih dari 300 calon pemimpin bidang kelautan di masa depan.
Selain itu, Sekretariat AIS Forum yang berkantor di Jalan Thamrin Jakarta telah memfasilitasi negara-negara partisipan melaksanakan program-program kolaboratif di 31 negara pulau dan kepulauan, seperti Singapura, Filipina, Guyana, Papua Nugini, Inggris, Irlandia, dan Fiji. Harapannya, pengalaman baik yang dihasilkan kesuksesan program-program ini bisa membantu negara pulau dan kepulauan lain memecahkan problema serupa di negaranya dengan lebih efektif dan efisien.
Foto: Istimewa