Kemendag Fasilitasi Kaum Muda Bangun Perusahaan Rintisan

:


Oleh Tri Antoro, Rabu, 30 November 2022 | 11:59 WIB - Redaktur: Untung S - 232


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Perdagangan (Kemendag) siap memfasilitasi akses generasi muda yang bercita-cita membangun bisnis rintisan atau memulai usaha perdagangan. Sehingga, para generasi muda lebih mudah terjun ke dunia bisnis perdagangan di masa depan kelak.

"Meski masih duduk di bangku kuliah, generasi muda membutuhkan target atau cita-cita yang jelas. Tidak perlu ragu untuk merintis bisnis atau berdagang sebab fasilitas dan akses sudah lebih mudah. Kementerian Perdagangan siap memfasilitasi bisnis rintisan tersebut," jelas Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kementerian Perdagangan, Syailendra, melalui siaran pers yang diterima pada Sabtu (26/11/2022).

Syailendra menerangkan, pesan tersebut kerap diulang Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam beberapa kesempatan bertemu dengan generasi muda. Pesan tersebut diteruskan kali ini kepada segenap mahasiswa lintas jurusan di Ummu.

Syailendra juga meminta generasi muda untuk bekerja keras mencapai cita-cita yang diinginkan. "Untuk mencapainya, perlu mengidentifikasi langkah-langkah yang tepat dalam tahapan-tahapan yang lebih kecil," imbuhnya.

Selain itu, Syailendra memaparkan, Kementerian Perdagangan terus melakukan penguatan pasar dalam negeri dan peningkatan ekspor nonmigas. Untuk penguatan pasar dalam negeri, Kementerian Perdagangan memprioritaskan stabilisasi harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok untuk mengendalikan inflasi.

Di dalam negeri, stabilitas harga barang kebutuhan pokok terpantau stabil di tengah kenaikan harga BBM. Untuk minyak goreng curah yang menjadi tugas khusus dari Presiden Joko Widodo, harganya sudah di bawah harga eceran tertinggi (HET), yaitu Rp13.800 per liter.

Minyakita juga sudah tersedia di 34 provinsi, termasuk Maluku Utara, NTT, Papua, dan Papua Barat. Untuk saat ini, harga barang kebutuhan pokok yang terpantau naik adalah beras dan kedelai.

Syailendra menjelaskan, di tengah ancaman resesi, masyarakat patut bersyukur. Pasalnya, inflasi Indonesia relatif rendah dibandingkan negara anggota G20 lainnya. Inflasi Oktober tercatat 5,71 atau turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 5,95 persen.

Sementara itu, untuk perdagangan luar negeri, neraca perdagangan Indonesia surplus selama 30 bulan berturut-turut. Pada Januari-Oktober 2022, surplus mencapai USD45,52 miliar.

Syailendra juga menyebut, ancaman resesi global pada 2023 akan menjadi tantangan berat bagi perekonomian semua negara di dunia. Untuk menghadapi situasi ini, kerja sama pada level global dan nasional menjadi kunci penting.

Pada Oktober 2022, IMF telah merilis revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia. Pada 2022, diperkirakan hanya tumbuh sebesar 3,2 persen dan akan melambat menjadi 2,7 persen pada 2023. Inflasi global juga diperkirakan mencapai 8,8 persen akibat kenaikan harga energi dan komoditas pangan. Namun demikian, inflasi diperkirakan menurun dan mencapai 6,5 persen pada 2023.

Syailendra mengajak seluruh pihak ikut bekerja sama mendorong kinerja perdagangan. "Ancaman resesi global adalah tantangan sekaligus peluang. Perbaikan kinerja perdagangan, baik perdagangan dalam negeri maupun perdagangan luar negeri, akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," pungkas Syailendra.

Foto: Humas Kemendag