:
Jakarta, InfoPublik - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI secara konsisten, berkesinambungan dan gradual melakukan transformasi khususnya dalam hal digitalisasi layanan perbankan syariah untuk merealisasikan visi dan misi perseroan yang dicanangkan sejak berdiri pada Februari 2021.
Hal itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo agar BSI mampu memaksimalkan penggunaan teknologi digital untuk dapat menjangkau mereka yang selama ini belum dapat dilayani oleh layanan perbankan.
Seperti diketahui, BSI memiliki visi menjadi Top 10 Global Islamic Bank. Aspirasi itu akan dicapai melalui tiga misi utama yaitu pertama, memberikan akses solusi keuangan syariah di Indonesia dengan melayani lebih dari 20 juta nasabah dan menjadi top 5 bank berdasarkan aset lebih dari Rp500 triliun pada 2025.
Kedua, menjadi bank besar yang memberikan nilai terbaik bagi pemegang saham, dengan menjadi top 5 bank yang paling profitable di Indonesia dengan ROE 18 persen dan valuasi kuat. Ketiga, menjadi perusahaan pilihan dan kebanggaan para talenta terbaik Indonesia, yaitu melalui nilai yang kuat dan memberdayakan masyarakat serta berkomitmen pada pengembangan karyawan dengan budaya berbasis kinerja.
Terkait hal itu Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan transformasi digital menjadi sangat penting. Hal itu diungkapkan Hery dalam acara bergengsi State-Owned Enterprises (SOE) International Conference 2022: Driving Sustainable & Inclusive Growth, yang dilaksanakan pada 17 - 18 Oktober 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center yang dimotori oleh Kementerian BUMN.
Menurut dia, melalui trasnformasi digital yang dilakukan secara konsisten dan terarah akan mendorong percepatan pertumbuhan untuk merealisasikan aspirasi perseroan.
“Digitalisasi melalui proses online banking menjadi hal tak terhindarkan. Saat ini transaksi dari electronic channel mencapai 85 persen di industri jasa keuangan. Transformasi digital membuat BSI mampu berkinerja impresif. Selain itu, memberikan nilai tambah bagi stakeholder BSI yang inklusif,” ujarnya di sela-sela acara yang merupakan bagian dari agenda resmi Road to G20 Summit dari Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) Presidency G20 Indonesia tersebut.
Di antara transformasi digital yang sedang ditempuh perseroan merealisasikan mobile banking BSI menjadi sebuah super app. Inovasi yang dilakukan tersebut menjadikan layanan BSI Mobile bukan hanya sebagai alat transaksi keuangan. Lebih canggih dari itu, fungsinya pun akan semakin lengkap.
Salah satunya fitur berupa pembukaan rekening dengan biometric face recognition. Sehingga memungkinkan nasabah tidak perlu datang ke bank ketika membuat rekening tabungan. Adapun layanan sebelumnya melalui mobile banking di antaranya paylater, fitur gadai dan cicilan emas, transfer, pembayaran, hingga QRIS.
Ekosistem layanan keuangannya pun lengkap karena mobile banking BSI terhubung dengan e-commerce maupun fintech. Layanan digital BSI pun mencakup aspek sosial melalui fitur pembayaran zakat dan sedekah. BSI Mobile Banking pun telah menyediakan layanan Islami seperti arah kiblat, ayat AlQuran pendek, dan letak mesjid terdekat.
Transformasi digital pun mendorong kinerja perseroan. Di mana pada semester I/2022 BSI membukukan laba bersih Rp2,13 triliun atau tumbuh 41 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dari segi aset, BSI berada di peringkat 7, yaitu sebesar Rp270 trilun dari sekitar 107 bank di Tanah Air.
Sementara itu untuk jumlah nasabah, BSI di posisi 5 dan 6 nasional, yang mencapai 20 juta nasabah. Saat ini kapitalisasi pasar perseroan sudah mencapai US$3,69 miliar atau setara Rp54,4 triliun.
“Transformasi memperkuat peran BSI dalam memajukan ekonomi nasional dan menjadi motor kemajuan industri keuangan syariah Indonesia. Sehingga BSI saat semakin siap menjadi Energi Baru Untuk Indonesia. Melalui peran BSI, ke depan perbankan syariah dan ekonomi Islam akan menjadi prioritas dan semakin kompetitif, bukan saja sebagai alternatif bagi masyarakat,” kata Hery menekankan.
Transformasi digital yang ditempuh BSI juga merupakan dorongan dari Kementerian BUMN. Dalam acara yang sama Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan melalui trasnformasi digital, layanan dari perusahaan negara akan lebih efisien dengan memberikan nilai lebih serta jangkauan lebih luas bagi masayarakat Indonesia.
Transformasi digital yang ditempuh menurutnya diiringi pula penciptaan dan penguatan ekosistem digital yang mudah diadopsi masyarakat. Dia pun mencontohkan, di industri keuangan salah satu wujud transformasi digital adalah kehadiran super apps yang berperan pula sebagai pusat ekosistem BUMN.
"Melalui ekosistem digital yang simple dan mudah diterima masyarakat bisa beralih dari offline ke online dengan mudah. Masyarakat akan mendapat efisiensi dan transaksi akan lebih cepat,” kata pria yang akrab disapa Tiko tersebut.
Transformasi digital yang ditempuh secara serius, menurutnya akan membuat ekosistem ekonomi bergerak lebih cepat dan lincah. Contohnya di industri perbankan, transaksi semakin masif karena digitalisasi. Sehingga mendorong pertumbuhan yang eksponensial baik dari sisi nasabah maupun transaksi.
Dia pun memastikan, salah satu fokus transformasi digital adalah memperluas jangkauan layanan publik hingga pelosok negeri. Dalam hal ini pun edukasi atau literasi menjadi penting. Khususnya dalam layanan jasa keuangan.
"Bagaimana mengadopsi digital, menggunakan aplikasi untuk transaksi. Ini yang meningkatkan ekonomi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) meskipun di masa pandemi. Namun, menariknya, setelah covid-19 pun masyarakat di rural area, mereka juga menggunakan online to offline transaksi,” ucapnya.
Foto: ANTARA