:
Oleh Baheramsyah, Senin, 17 Oktober 2022 | 18:38 WIB - Redaktur: Untung S - 428
Jakarta, InfoPublik -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B. Pandjaitan, menyampaikan bahwa peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sangat strategis dalam pemulihan dan transformasi ekonomi Indonesia pascapandemi.
Apalagi jika dikaitkan dengan Visi Indonesia 2045 yakni menjadikan Indonesia sebagai negara berpendapatan tinggi sebelum 2045.
"Untuk mewujudkan target tersebut, Indonesia harus mampu mengendalikan pandemi dan memulihkan ekonomi di tengah berbagai tantangan global, melakukan transformasi ekonomi berbasis komoditas menjadi berbasis industri, meningkatkan efisiensi melalui digitalisasi, serta memitigasi dampak perubahan iklim. Berbagai upaya yang dilakukan membutuhkan dukungan BUMN yang berdaya saing, BUMN yang mampu memberikan kontribusi yang besar ke proses pembangunan ekonomi Indonesia," ungkap Menko Luhut dalam sambutannya mewakili Presiden Joko Widodo dalam membuka acara The State-Owned Enterprise (SOE) International Conference di Nusa Dua, Bali pada Senin (17/10/2022)
Menko Marves Luhut melanjutkan bahwa saat ini, kita sedang menghadapi Perfect Storm. Pandemi belum sepenuhnya berakhir dan di saat bersamaan perang dan ketidakpastian ekonomi dunia masih membayangi, dengan kemungkinan menuju situasi terburuk semakin meningkat. Menko Luhut menyampaikan dengan volatilitas harga komoditas masih tinggi dan perlu diwaspadai tren penurunan harga komoditas ekspor utama Indonesia.
Lebih lanjut, Menko Luhut menyampaikan BUMN juga turut berperan besar dalam penanganan Pandemi. Pada puncak COVID-19, BUMN di sektor kesehatan telah menjadi garda terdepan dalam percepatan dalam penanganan pandemi dan pelaksanaan progam vaksinasi COVID-19 nasional.
"Kolaborasi strategis BUMN di sektor kesehatan dari rumah sakit hingga sektor farmasi sangat membantu dalam menekan jumlah penularan kasus COVID-19. Keberhasilan pengendalian COVID-19 telah memicu pemulihan pertumbuhan ekonomi, di mana ekonomi kembali tumbuh di atas 5 persen. Bahkan PDB Indonesia telah kembali ke tingkat sebelum pandemi dengan performa tinggi dibandingkan dengan negara peers," lanjut Menko Luhut.
Pemulihan ekonomi utamanya didorong oleh pemulihan konsumsi yang cepat, kinerja investasi yang stabil dan mampu tumbuh double digit, serta surplus neraca perdagangan selama 28 bulan berturut-turut. Indonesia juga menjadi salah satu top performer ekspor di dunia. Stabilitas makro ekonomi juga dapat dijaga dengan baik di tengah gejolak kondisi global. Tidak hanya inflasi, performa nilai tukar dan portfolio masih terjaga sepanjang 2022.
Ketahanan ekonomi juga didorong oleh proses transformasi ekonomi. Melalui hilirisasi industri, Indonesia tidak lagi mengandalkan komoditas mentah dan mulai beralih ke industri bernilai tambah. Selain itu, peningkatan efisiensi melalui digitalisasi juga terus digalakkan. Digitalisasi sistem pengadaan barang dan jasa Pemerintah dan BUMN telah mendorong efisiensi belanja negara serta diarahkan pada peningkatan produk dalam negeri.
Menko Luhut menggarisbawahi dengan dua peran utama BUMN, yaitu sebagai pencipta nilai (value creator) dan agen pembangunan (agent of development), BUMN mampu menyediakan barang dan jasa yang diperlukan bagi seluruh masyarakat, sampai ke seluruh pelosok nusantara. Transformasi BUMN telah dilakukan dengan mengubah konsep superholding menjadi subholding, sehingga lebih efisien dan tangguh.
"Perbaikan kinerja BUMN menjadi salah satu pendorong peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dengan peningkatan hingga 35 persen sepanjang 2022, naik hingga 105 persen dari target yang ditetapkan oleh Pemerintah. Acara SOE International Conference yang merupakan bagian dari G20 Presidensi Indonesia, kita hadir untuk menyaksikan tonggak dan peran signifikan BUMN dalam memperkuat perekonomian bangsa," tutup Menko Luhut.
Menteri BUMN, Erick Thohir, menyampaikan hasil transformasi BUMN menunjukkan bahwa berbagai kebijakan yang dirumuskan dan upaya yang dilakukan telah ke arah yang benar. Keberlanjutan transformasi adalah penting bagi BUMN, untuk menjalankan perannya sebagai pencipta nilai dan agen pembangunan yang lebih efektif dan memberikan manfaat yang nyata bagi bangsa dan masyarakat kita.
"Saya sangat bersyukur bahwa kerja keras kami selama tiga tahun terakhir membuahkan hasil yang signifikan dimana kinerja BUMN pada tahun 2021 menghasilkan peningkatan yang cukup signifikan seperti pendapatan meningkat 18,8 persen pada 2020-2021, menjadi Rp2.295 triliun (USD160 miliar), laba konsolidasi meningkat 8,38 kali lipat dari Rp13 triliun (USD892 juta) di 2020 menjadi Rp124,7 triliun (USD9 miliar) pada 2021, total aset Rp8.978 triliun (USD630 miliar) pada akhir 2021, setara hingga 53 persen dari Produk Domestik Bruto Indonesia. Tentunya kami berkomitmen untuk melanjutkan transformasi ini agar BUMN dapat memberikan kontribusi yang lebih baik untuk Indonesia dan menjadi pemain global," jelas Menteri Erick.
Dalam acara itu sekaligus diluncurkan program Indonesia Water Fund (IWF) dalam rangka percepatan pemerataan akses terhadap pelayanan air bersih bagi masyarakat Indonesia yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN.
IWF merupakan wadah untuk mendukung percepatan investasi penyediaan air bersih ke rumah, di mana air bersih masih menjadi tantangan di banyak negara, termasuk Indonesia.
Hanya 23 persen penduduk Indonesia yang memiliki akses ke air bersih, dan sebagian masyarakat Indonesia lainnya masih menghadapi ketimpangan harga air bersih mulai dari Rp65.000 (USD4,4) hingga Rp140.000 (USD9,5) per meter kubik. Melalui sinergi antara BUMN, dan mitra strategis baik global maupun swasta, IWF diharapkan dapat menjadi solusi alternatif bagi Pemerintah dalam perluasan akses air bersih kepada masyarakat melalui pendanaan non-APBN.
"Ke depannya, kami akan terus melakukan program-program yang berdampak langsung terhadap meningkatnya kualitas hidup masyarakat Indonesia. Peran BUMN sebagai agen pembangunan di masyarakat akan berjalan seiring dengan transformasi BUMN. Kita percaya dengan dua prioritas tersebut, BUMN dapat lebih meningkatkan perannya sebagai lokomotif untuk kemajuan Indonesia. Kami tentu membutuhkan mitra untuk melakukan perjalanan, oleh karena itu melalui acara ini kami membuka akses seluas-luasnya untuk menjalin kerjasama dengan Pemerintah, Swasta dan Mitra Strategis Global untuk berpartisipasi bersama dalam membangun ekosistem di Indonesia," tutup Menteri Erick.
Foto: Istimewa