Intermediasi Perbankan Terus Membaik

:


Oleh lsma, Minggu, 25 September 2022 | 21:47 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 408


Jakarta, InfoPublik - Intermediasi perbankan terus membaik dan mendukung pemulihan ekonomi. Pertumbuhan kredit pada Agustus 2022 tercatat sebesar 10,62% (yoy), ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit dan pada mayoritas sektor ekonomi. Pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 18,7% (yoy) pada Agustus 2022.

Demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta pada Minggu (25/9/2022).

Dari sisi penawaran, tambah Perry, berlanjutnya perbaikan intermediasi perbankan didukung oleh standar penyaluran kredit yang tetap longgar, seiring membaiknya appetite perbankan dalam penyaluran kredit terutama di sektor Pertanian, Industri, Konstruksi, dan Perdagangan.

"Suku bunga perbankan masih dalam tren menurun. Di pasar dana, suku bunga deposito 1 bulan perbankan turun sebesar 44 bps menjadi 2,90% pada Agustus 2022 dari Agustus 2021. Di pasar kredit, suku bunga kredit menunjukkan penurunan 48 bps pada periode yang sama menjadi 8,94%," ujarnya.

Dari sisi permintaan, ujar Perry, peningkatan intermediasi ditopang oleh pemulihan kinerja korporasi dan rumah tangga yang terus berlanjut. Kinerja korporasi tercermin dari tingkat penjualan dan belanja modal yang tetap tumbuh tinggi, terutama di sektor Pertanian, Pertambangan, Industri, dan Perdagangan, serta penerimaan pajak dari korporasi yang meningkat.

Kinerja rumah tangga tercermin dari konsumsi dan investasi rumah tangga yang membaik sejalan dengan optimisme konsumen. Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit UMKM tercatat sebesar 16,77% (yoy) pada Agustus 2022, terutama didukung oleh segmen mikro.

Perry menegaskan, ketahanan sistem keuangan, khususnya perbankan, tetap terjaga baik dari sisi permodalan maupun likuiditas. Permodalan perbankan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio / CAR) Juli 2022 tetap tinggi sebesar 24,86%.

"Seiring dengan kuatnya permodalan, risiko tetap terkendali yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan /NPL) pada Juli 2022 yang tercatat 2,90% (bruto) dan 0,82% (neto). Likuiditas perbankan pada Agustus 2022 tetap terjaga didukung pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 7,77% (yoy), meskipun lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Juli 2022 sebesar 8,59%," kata Perry.

Menurutnya, perlambatan DPK dikontribusikan oleh peningkatan konsumsi masyarakat, belanja modal korporasi, dan preferensi penempatan dana pada aset keuangan lain yang terindikasi dari nilai kepemilikan surat berharga negara (SBN).

"Hasil simulasi Bank Indonesia juga menunjukkan bahwa ketahanan perbankan masih terjaga. Namun, sejumlah faktor risiko, baik dari sisi kondisi makroekonomi domestik maupun gejolak eksternal, tetap perlu diwaspadai potensi dampaknya pada laju pemulihan intermediasi ke depan," pungkasnya.

(Foto: ANTARA)