RI-Turki Dorong Negosiasi Perdagangan Bebas

:


Oleh Eko Budiono, Sabtu, 16 Oktober 2021 | 12:07 WIB - Redaktur: Untung S - 299


Jakarta, InfoPublik - Pemerintah Indonesia dan Turki sepakat mengaktifkan kembali negosiasi kesepakatan perdagangan bebas bilateral,  Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA,) guna mendongkrak nilai perdagangan antara kedua negara.

Hal itu disampaikan Duta Besar (Dubes) RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal, melalui keterangan tertulis Jumat (15/10/2021), terkait kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno  Marsudi, ke Turki pada 12-13 Oktober 2021.

Menurut Dubes Iqbal, dalam pertemuan dengan Menlu Turki Mevlut Cavusoglu, Menlu Retno membahas perihal percepatan negosiasi IT-CEPA itu.

Menurut dubes, kedua menlu memperlihatkan keinginan yang sama soal percepatan itu. 

Upaya tersebut juga mendapat dukungan dari Presiden Recep Tayyip Erdogan, seperti yang disampaikan Erdogan saat menerima kunjungan kehormatan Menlu Retno. 

“Bahwa kedua negara harus mengaktifkan kembali negosiasi perdagangan bebas bilateral, yang kita kenal dengan CEPA, di antara kedua negara, karena volume perdagangan yang dicapai saat ini relatif masih rendah,” kata Dubes Iqbal.

Dia menegaskan bahwa angka perdagangan kedua negara pada 2019 tercatat sebesar 1,6 miliar dolar AS (sekitar Rp22,4 triliun).

Pemerintah Indonesia dan Turki sendiri berharap volume perdagangan dapat mencapai target senilai 10 miliar dolar AS pada 2023.

“Namun, dengan terhambatnya perjanjian CEPA dan adanya wabah COVID-19, memang kita masih jauh dari pencapaian target itu. Karena itu, kedua Menlu juga sepakat untuk mendorong percepatan perjanjian perdagangan bebas di kedua negara,” ujarnya.

Dubes Iqbal menambahkan bahwa selain melakukan kunjungan kehormatan dengan Presiden Turki dan melakukan pembicaraan dengan Menlu Turki, Menlu Retno juga sempat bertemu dengan asosiasi kontraktor setempat, guna mendorong perusahaan-perusahaan Turki menanamkan investasi di Indonesia, terutama di bidang infrastruktur.

Selain itu, Indonesia dan Turki juga mencapai kesepakatan untuk melakukan pengembangan dan produksi bersama untuk obat parasetamol.

Menlu sempat menyaksikan penandatanganan kerja sama antara PT Waskita Karya dan Nurol Company asal Turki, yang dapat membuka jalan bagi kedua perusahaan untuk memperluas kerja sama pembangunan di negara ketiga.

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia dan Turki telah mencapai kesepakatan tentang koridor perjalanan yang akan memudahkan mobilitas antara kedua negara dalam upaya memulihkan ekonomi yang terdampak pandemi COVID-19.

“Setelah hampir setengah tahun kita melakukan penjajakan, akhirnya kita menyepakati travel corridor dengan Turki, yang akan memberikan kemudahan khususnya bagi kalangan bisnis untuk melakukan mobilitas antara kedua negara sehingga bisa membantu pemulihan ekonomi antara kedua negara,” kata Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal.
 
(Foto: ANTARA)
 
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber InfoPublik.id