ADB: Perekonomian Indonesia Kembali Tumbuh di Tahun 2021

:


Oleh lsma, Rabu, 28 April 2021 | 21:07 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 319


Jakarta, InfoPublik - Asian Development Bank (ADB) memperkirakan ekonomi Indonesia akan kembali mengalami pertumbuhan pada 2021.

Laporan Asian Development Bank (ADB) yang dirilis Rabu (28/04/2021) menyebutkan bahwa tingkat pertumbuhan Indonesia diperkirakan akan mencapai 4,5% pada 2021 dan 5,0% pada 2022.

“Meskipun terjadi krisis yang tak terduga akibat penyakit virus korona (COVID-19), Indonesia melewati tahun 2020 dengan baik berkat respons krisis yang dikoordinasikan dan dikomunikasikan dengan bagus, dan kepemimpinan yang kuat dalam menanggulangi pandemi,” kata Direktur ADB untuk Indonesia Winfried Wicklein dalam siaran pers yang diterima di Jakarta pada Rabu (28/04/2021).

Menurutnya, dengan pulihnya perdagangan secara terus menerus, kebangkitan sektor manufaktur, dan anggaran pemulihan ekonomi nasional yang besar untuk 2021, ADB optimis Indonesia akan kembali ke jalur pertumbuhannya tahun depan.

Asian Development Outlook (ADO) 2021 menyebutkan bahwa pengeluaran rumah tangga di Indonesia diperkirakan akan meningkat pada 2021 seiring melajunya program vaksinasi dan makin banyak sektor perekonomian yang kembali beroperasi. Investasi diharapkan akan meningkat lagi bersamaan dengan membaiknya prospek ekonomi. Namun, laju pemulihan pembiayaan atau kredit masih akan tertinggal mengingat ketidakpastian sentimen investor.

Inflasi yang mencapai rata-rata 1,6% tahun lalu, diperkirakan akan naik ke 2,4% pada 2021, sebelum turun lagi ke 2,8% pada 2022. Angka inflasi ini masih berada dalam rentang target Bank Indonesia karena tekanan inflasi akibat depresiasi mata uang dan permintaan pangan yang lebih tinggi akan diimbangi sebagian oleh penurunan harga barang yang ditetapkan pemerintah.

Ekspor bersih yang didukung oleh kuatnya ekspor komoditas akan menjadikan defisit transaksi berjalan sebesar 0,8% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2021. Seiring naiknya investasi tahun depan, volume barang modal impor yang lebih tinggi, seperti mesin dan peralatan, diperkirakan akan mendorong defisit transaksi berjalan Indonesia hingga 1,3% PDB pada 2022.

Terdapat beberapa risiko yang signifikan terhadap perkiraan ini. Pemulihan global dapat terganggu antara lain oleh ancaman dari mutasi virus korona yang baru, laju vaksinasi yang tidak merata di dunia, dan pengetatan keuangan global yang tidak terduga sebelumnya. Di dalam negeri, pemulihan ekonomi dapat melambat bila terjadi lonjakan kasus COVID-19 selama bulan Ramadan, keterlambatan dalam upaya vaksinasi, dan melemahnya pendapatan pemerintah.

Agar terjadi pemulihan yang kontinu, laporan ini merekomendasikan agar Indonesia memobilisasi sumber daya domestik dan memastikan pembangunan ekonomi yang ramah lingkungan. Kekhawatiran mengenai utang yang berlebihan dapat diatasi dengan reformasi fiskal untuk memperluas basis pajak, meningkatkan administrasi dan kepatuhan pajak, serta menutup celah-celah perpajakan. Mendorong pemulihan yang ramah lingkungan akan melindungi lingkungan dan mendukung pertumbuhan ekonomi, serta membuka lapangan kerja.

ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 68 negara anggota—49 di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik. (Foto: ANTARAFOTO)