Kementerian ESDM Beri Tabung Listrik

:


Oleh Eko Budiono, Minggu, 2 Agustus 2020 | 20:37 WIB - Redaktur: Untung S - 780


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)  memberi 52 ribu tabung listrik  kepada rumah tangga di 306 desa.

Ratusan desa itu berada pada wilayah dengan kondisi geografi yang tidak memungkinkan untuk dipasang jaringan listrik PLN.

Hal itu bertujuan untuk mengaliri listrik ke seluruh rumah tangga di Indonesia khususnya yang berada di desa-desa di wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal.

Menurut Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu, cara yang baik untuk melistriki sebagian besar dari sekitar 306 desa itu menggunakan tabung listrik.

Sebab, demografi maupun geografinya berada di atas gunung, di bukit, ada yang berserak sehingga mau tidak mau harus dengan tabung listrik.

"Kalau digunakan dengan grid tentu akan mahal dan tidak mungkin, losses sangat tinggi di sana," ujarnya dalam keterangannya, Minggu (2/8/2020).

Jisman mengatakan bahwa ESDM bersepakat dengan Komisi VII DPR untuk mengalokasikan 25 ribu tabung listrik pada anggaran Ditjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) tahun 2021.

Sementara itu, untuk pengadaan 27 ribu tabung listrik lainnya masih dilakukan koordinasi dengan Kementerian Keuangan.

"Telah diputuskan dari 52 ribu kebutuhan talis di sana, sudah ada kesepakatan dengan komisi VII DPR RI pada rapat kerja kemarin (25 Juni 2020) untuk dialokasikan Ditjen EBTKE sebanyak 25 ribu talis, dan dilaksanakan di tahun 2021," katanya.

Untuk penambahan daya pada tabung listrik, selain menggunakan energi matahari, juga akan disediakan Stasiun Pengisian Energi Listrik (SPEL) di beberapa tempat.

Selain itu, setiap rumah tangga yang mendapatkan tabung listrik juga akan diberikan satu tabung listrik cadangan sehingga ketika dilakukan pengisian daya, listrik di rumah tetap menyala.

Per Juni 2020, rasio elektrifikasi telah mencapai 99,09 persen, sedangkan rasio desa berlistrik sebesar 99,51 persen.

Saat ini terdapat 433 desa yang belum berlistrik, 306 desa akan dilistriki menggunakan talis, 75 desa menggunakan PLTS komunal atau PLTD hybrid, sedangkan 52 desa lainnya akan dilistriki perluasan jaringan listrik (grid extension).

Sebelumnya, pelanggan listrik penerima bantuan dari pemerintah kembali mendapatkan listrik gratis untuk penggunaan bulan Agustus atau klaim token listrik bulan Agustus 2020. Token gratis diberikan kepada pelanggan golongan 450 VA dan 900 VA subsidi.

Sama seperti bulan-bulan sebelumnya, PT PLN (Persero) menyediakan dua cara utama bagi kedua golongan pelanggan tersebut untuk mendapatkan token gratis, yakni melalui situs web dan WhatsApp resmi perseroan.

Berikut cara mendapatkan token listrik gratis Bulan Agustus 2020 via website PLN atau PLN online seperti dikutip dari keterangan resmi PLN.

  1. Pelanggan dapat mengakses website resmi PLN di pln.co.id online (layanan pln.co.id)
  2. Pilih menu 'pelanggan', klik opsi 'Stimulus Covid-19 (Token Gratis/Diskon)'
  3. Masukan ID pelanggan atau nomor meteran pada kolom pencarian & identitas pelanggan yang tampil pada layar
  4. Jangan lupa isi kode captcha di kolom "Masukkan kata di samping"
  5. Klik tombol "Cari"
  6. Token listrik gratis akan tampil pada kolom keterangan
  7. Token gratis listrik berhasil didapatkan, pelanggan dapat memasukkan angka tersebut ke kWh meter

Lalu, berikut cara mendapatkan token listrik gratis lewat WhatsApp:

  1. Hubungi PLN via WhatsApp melalui nomor 08122123123
  2. Pelanggan dapat memulai perbincangan dengan mengetik keyword "Listrik Gratis" atau bisa mengetikan nomor ID pelanggan.
  3. Masukan id pelanggan atau nomor meter sesuai dengan petunjuk yang muncul pada layar
  4. Token listrik gratis akan tampil di layar
  5. Token listrik gratis berhasil didapatkan, pelanggan dapat memasukkan angka tersebut ke kWh meter.

Kompensasi listrik gratis atau diskon diterima pelanggan dalam bentuk token yang akan diberikan setiap bulan.

Sebelumnya, Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjamin peralatan instalasi kelistrikan yang digunakan, mempunyai standar dan kualitas yang baik.

PLN melalui salah satu unitnya yaitu PLNPusat Sertifikasi (Pusertif) yang bergerak di bidang pengujian, inspeksi dan sertifikasi berperan dalam menjaga kualitas dan mutu material yang akan digunakan PLN, baik di sisi transmisi, distribusi, hingga kWh meter PLN.

"Seluruh peralatan listrik yang kami gunakan, misalnya seperti kabel dan kWh meter yang dipasang oleh PLN, sudah melalui tahap pengujian untuk dilakukan standarisasi di tempat kami," kata General Manager PLN Pusertif, Septa Hamid.

Menurutnya, dengan adanya standardisasi ini maka seluruh material kelistrikan yang terpasang pada instalas PLN akan memiliki fitur, fasilitas dan kualitas yang sama meskipun berbeda pabrik pembuatnya. Standar yang telah ditetapkan ini akan menjadi panduan bagi pabrikan yang memasok hasil produksinya untuk memenuhi kebutuhan PLN.

Dalam menetapkan standarisasi peralatan, PLN juga memperhatikan besaran tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sehingga hal ini akan mendorong perusahaan dalam negeri untuk tumbuh dan menjaga keberlangsungan ekonomi nasional.

Sebagai contoh, standar PLN untuk meter prabayar disusun dengan merujuk pada standar internasional yang berlaku dalam industri meter prabayar dan disesuaikan (customize) dengan kebutuhan PLN dan pelanggan.

"Jadi siapapun produsennya, standarnya sama. Untuk peralatan instalasi kami cek kualitasnya, untuk kWh meter kami cek akurasinya, kami harus pastikan semuanya sesuai standar," tambah Septa.

Tidak hanya itu, PLN Pusertif juga menerima pengujian dan standardisasi peralatan kelistrikan yang akan digunakan para peminta jasa.

PLN Pusat Sertifikasi juga menerbitkan sertifikat produk untuk kabel dan meter-meter yang terpasang di PLN, dan peminta jasa juga selalu menjaga agar peralatan-peralatan tersebut memiliki kualitas yang sesuai standard sehingga menjamin pasokan listrik, dan kepuasan pelanggan.

"Jadi kami tidak hanya melakukan sertifikasi untuk produk PLN saja, tetapi juga untuk peminta jasa di luar PLN, khususnya yang berhubungan dengan kelistrikan," ujarnya.

Sementara itu, Executive Vice President Corporate Communicaton and CSR PLN ,Agung Murdifin menegaskan meski di tengah pandemi Covid-19, PLN terus menjaga pasokan dan keandalan listrik tetap terjaga.

"Kami menyadari listrik merupakan kebutuhan vital masyarakat, kami berupaya menjaga kualitas layanan dan terus menjamin pasokan demi kepuasan pelanggan," tutur Agung.

Tidak hanya kWh meter dan kabel, sepanjang 2019, PLN telah mengeluarkan 3.912 Sertifikat Laik Operasi mulai dari pembangkit, jaringan transmisi, gardu induk, jaringan distribusi, serta 466 Sertifikat Sistem Pengawasan Mutu dan sertifikasi Standar Nasional Indonesia. (Foto: PLN)