:
Oleh Dian Thenniarti, Jumat, 7 Februari 2020 | 15:41 WIB - Redaktur: Ismadi Amrin - 321
Jakarta, InfoPublik – Pembangunan sisi udara Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga, Jawa Tengah, berjalan lancar, dan per 2 Februari 2020 telah mencapai 44,85 persen, atau berhasil melampaui dari target yang ditetapkan, yakni 21,67 persen.
Pembangunan di sisi udara itu adalah proyek landas pacu pesawat (runway) berukuran 1.600 x 30 meter (progres konstruksi 52,73 persen), lalu parkir pesawat (apron) domestik berukuran 69x103 meter, dan jalan penghubung (taxiway) berukuran 25x110 meter (progres 39,42 persen), serta apron dan taxiway TNI AU (progres 44,23 persen).
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (persero), Muhammad Awaluddin mengatakan, pihaknya mempercepat pembangunan runway untuk melayani pesawat ATR 72 dan sejenisnya agar bandara sudah bisa digunakan untuk melayani penumpang pada periode Angkutan Lebaran 2020.
"Runway akan selesai supaya Bandara Jenderal Besar Soedirman bisa beroperasi secara terbatas untuk Angkutan Lebaran 2020, dengan memanfaatkan gedung terminal Landasan Udara yang saat ini sudah ada," ujar Awaluddin, Jumat (7/2/2020).
Guna memastikan operasional terbatas berjalan lancar, maka para pihak yang terkait berencana menggelar focus group discussion (FGD) guna mendapat berbagai masukan.
FGD rencananya digelar awal Maret 2020 dengan menghadirkan para pemangku kepentingan yaitu Kementerian Perhubungan, Otoritas Bandara, Pemerintah Provinsi, Pemda setempat, maskapai, pihak groundhandling, travel agent dan lain sebagainya.
Sementara terkait konsep desain terminal penumpang pesawat, Awaluddin mengungkapkan, dalam rapat pada Kamis 6 Februari 2020 kemarin, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, dan Komandan Lanud J.B. Soedirman Letkol Pnb Ari Sulanjana, telah sepakat dengan desain yang diusulkan Angkasa Pura II untuk mengadopsi budaya Purbalingga dan Jawa Tengah.
Adapun konsep desain terminal Bandara Jenderal Besar Soedirman terinspirasi Gunung Slamet dan Sungai Serayu. "Gunung Slamet adalah gunung yang mempersatukan Kabupaten Purbalingga dengan kabupaten di sekitarnya. Sementara itu, Sungai Serayu bagi masyarakat Banyumas memiliki makna sangat penting yang terkait dengan alam semesta," jelasnya.
Bandara Jenderal Besar Soedirman akan membuka akses transportasi udara bagi Barlingmascakeb, yaitu Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen.
"Di gedung terminal penumpang, Gunung Slamet ditransformasikan menjadi bentuk atap Joglo di tengah. Sementara itu Sungai Serayu ditransformasikan menjadi bentuk lengkung sebagai atap di sisi kiri dan kanan. Kami menyebut keseluruhan konsep desain ini sebagai Dynamic meet Geometric," kata Awaluddin.
Terminal juga mengadopsi warna tembaga pada pagar pendopo khas Purbalingga, serta warna natural dari kondisi alam Purbalingga.
Selain itu, interior terminal diperkaya dengan ornamen ukiran khas purbalingga, motif Batik Gowa Lawa, serta kerajinan Wayang Suket.
"Tidak lupa, konsep interior mengusung bentuk tandu yang diadaptasi menjadi geometris. Kita tahu, bahwa tandu adalah simbol daya juang Jenderal Besar Soedirman yang pantang menyerah saat bergerilya," kata Awaluddin.
Total, terminal penumpang memiliki luas 1.353 meter persegi, terdiri dari lobby keberangkatan baggage pick up dan breakdown, commercial zone, office zone, musholla, toilet, boarding lounge, area security check point, baggage claim, dan service zone.
Adapun kapasitas terminal dapat menampung sekitar 200.000 penumpang pesawat setiap tahunnya.