Redam Kenaikan COVID-19, Kemenkes Manfaatkan Sains dan Tekhnologi

:


Oleh Putri, Kamis, 5 Januari 2023 | 22:34 WIB - Redaktur: Untung S - 328


Jakarta, InfoPublik - Kementerian (Kemenkes) melakukan sejumlah inisiatif untuk meredam kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia. Langkah yang dilakukan berupa pemanfaatan dari sisi sains dan teknologi untuk memproses identifikasi jenis atau varian virus.

Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin langkah itu penting, karena semua lonjakan kasus yang terjadi di seluruh dunia disebabkan bukan oleh pergerakan atau mobilitas, tapi disebabkan terutama karena adanya varian baru.

“Sehingga, varian-varian baru itu perlu diidentifikasi secara rutin dan diketahui pola penyebarannya seperti apa,” kata Menkes Budi dalam laporan capaian kinerja Kemenkes 2022 pada Kamis (5/1/2023).

Tercatat pada akhir Desember 2020 Indonesia baru berhasil mengidentifikasi sekitar 140 varian baru yang dilakukan selama sembilan bulan di 16 laboratorium. Kini jumlah laboratorium dan kemampuan identifikasi varian baru di Indonesia telah berkembang pesat.

”Sekarang di Desember 2022 ini, kita sudah tumbuh dari 16 lab menjadi 41 lab, dengan 56 alat. Dan kita sudah berhasil meningkatkan secara drastis kapasitas sequencing kita yang tadinya cuma 140 dalam 9 bulan, menjadi di atas 5 ribu dalam waktu sebulan,” kata Menkes Budi.

Inisiatif lain yang dilakukan oleh Kemenkes adalah menyiapkan kebutuhan oksigen di rumah sakit dan juga bagi masyarakat yang membutuhkan. Karena ketika terjadi lonjakan kasus varian Delta, sempat terjadi kelangkaan oksigen di masyarakat.

Kemenkes menggandeng berbagai pihak untuk segera mengatasi kekurangan oksigen tersebut dengan mendatangkan oksigen dari luar negeri. Kemenkes juga membuat terobosan dengan meluncurkan layanan telemedisin bagi pasien yang positif COVID-19.

Saat itu, ujar Menkes Budi masyarakat yang melakukan tes COVID-19 bisa langsung mengetahui hasilnya dan otomatis masuk ke aplikasi PeduliLindungi dan akan diperbarui statusnya untuk kemudian terhubung dengan WhatsApp dan dikirimkan kepada orang yang positif agar dapat memanfaatkan layanan telemedisin.

Saat pelaksanaan layanan telemedisin ini Kemenkes bekerja sama dengan 17 penyedia layanan telemedisin dan tersedia di 12 kota-kota besar secara gratis. Total ada sekitar 1,6 juta pasien positif COVID-19 yang menerima pesan WhatsApp untuk melanjutkan konsultasi lewat telemedisin.

”Dalam jangka waktu satu tahun ada 500 ribuan orang yang membutuhkan obat-obatan bisa kita layani dengan telemedisin, langsung dikasih tele-resep dan dikirim obatnya,” sebut Menkes Budi.

Inovasi lainnya yang dilakukan Kemenkes selama pandemi adalah dengan menghadirkan aplikasi PeduliLindungi ketika pandemi COVID-19 yang antara lain dimanfaatkan untuk tracing dan surveilans masyarakat ketika diketahui ada warga yang positif COVID-19.

“Saat ini PeduliLindungi tercatat menjadi salah satu aplikasi kesehatan terbesar di dunia dan telah di download oleh sekitar 104 juta masyarakat Indonesia,” kata Menkes Budi.

Foto: Tangkapan Layar Youtube Kemenkes