- Oleh Wahyu Sudoyo
- Jumat, 22 November 2024 | 21:05 WIB
: Dirjen SDPPI Kominfo Ismail di kawasan Media Center KTT AIS Forum 2023/Foto: Wahyu Sudoyo/InfoPublik
Oleh Wahyu Sudoyo, Selasa, 10 Oktober 2023 | 15:39 WIB - Redaktur: Untung S - 80
Badung, InfoPublik - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah melakukan pembersihan (clearance) spektrum frekuensi tidak berizin yang berpotensi mengganggu gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) Badung, Provinsi Bali pada 10-11 Oktober 2023.
Direktur Jenderal Jenderal Sumber Daya, Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Kominfo, Ismail, mengatakan langkah itu merupakan salah satu prosedur teknis yang biasa dilakukan Kementerian Kominfo, dalam mengamankan event internasional dari gangguan sinyal atau jaringan telekomunikasi terutama yang tak berizin.
“Antisipasi secara teknis sudah dilakukan,” katanya di Media Center KTT AIS, BNDCC, Bali, Rabu (10/10/2023).
Meski begitu Kementerian Kominfo tetap meminta semua operator terus melakukan pengawasan mengantisipasi kemungkinan masih saja ada pengguna khususnya yang berdekatan dengan frekuensi sekitar lokasi KTT AIS Forum.
“Semua kami imbau, operator dan pengguna frekuensi yang tidak berizin atau yang berdekatan dengan frekuensi-frekuensi yang kita butuhkan selama event itu untuk dimatikan. Kami juga berharap partisipasi masyarakat,” tegas Dirjen SDPPI Kominfo, Ismail.
Dalam pengamanan jaringan telekomunikasi selama KTT AIS Forum 2023, Kementerian Kominfo bertugas melakukan supervisi dan fokus pada gangguan spektrum frekuensi.
Sementara untuk layanan telekomunikasi selama acara pertemuan negara pulau dan kepulauan tersebut berlangsung, disiapkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Tbk) atau Telkom.
“Jadi kalau ada kaitan dengan masalah kualitas layanan itu di handle langsung oleh teman-teman Telkom. Kira-kira begitu ya supaya jelas pemisahannya,” jelas Ismail.
Pada kesempatan tersebut Ismail juga mengimbau kepada para jurnalis agar bisa mengantisipasi adanya gangguan sinyal telekomunikasi selular dan WiFi, ketika acara puncak KTT AIS Forum berlangsung.
Sebab pada pertemuan yang dihadiri para Kepala Negara atau perwakilan negara anggota AIS ini diterapkan standar prosedur keamanan pengacakan sinyal dari alat jammer.
“Itu standar prosedur untuk keamanan, sehingga bagian Wi-Fi nya mungkin ada sedikit gangguan,” kata Ismail.
Untuk mengantisipasi gangguan sinyal dan internet itu, Kementerian Kominfo telah menyiapkan kabel Local Area Network (LAN) di ruang Media Center. “Jadi koneksi ke internet tetap bisa berjalan menggunakan kabel,” pungkas Dirjen Ismail. (WS/TR/Elvira Inda Sari)