- Oleh Untung S
- Kamis, 12 Oktober 2023 | 09:47 WIB
: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan/Foto: Dok. FMB9
Oleh Baheramsyah, Senin, 25 September 2023 | 21:12 WIB - Redaktur: Untung S - 90
Jakarta, InfoPublik – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arcipelagic and Island States (AIS) 2023 yang rencananya dihelat di Badung, Bali, Indonesia pada 11 Oktober 2023 akan dihadiri oleh beberapa Kepala Negara atau Presiden
Luhut menilai penyelenggaraan kali ini adalah yang spesial. Sebab, jika tahun-tahun sebelumnya penyelenggaraan KTT AIS hanya dihadiri oleh level menteri, maka KTT AIS 2023 akan menjadi ajang pertama dari forum tersebut yang bakal dihadiri oleh level Kepala Negara atau Presiden.
Luhut berharap kerja sama atau kesepakatan yang dibentuk para negara anggota di KTT AIS 2023 ini bisa menjadi hal yang konkret atau nyata bagi aspek kemaritiman negara-negara kepulauan.
“Banyak forum internasional yang berbicara wacana angka yang akan digelontorkan. Namun, tidak dibarengi dengan program konkret. Sementara Indonesia butuh Langkah yang kongkrit )," kata Luhut dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9, Road to AIS Forum 2023, di Jakarta, Senin (25/9/2023).
Dia menjelaskan, masalah-masalah yang harus ditangani secara konkret dari kesepakatan atau kerja sama dalam KTT AIS 2023 itu seperti soal sampah laut, coral reef, replanting mangrove, dan hal-hal serupa lainnya.
"Nah, itu kan hal-hal yang bagus ya, yang konkret. Kemudian ada juga soal-soal perikanan yang kita coba sharing kepada mereka," ujarnya.
Luhut menambahkan, kita enggak mau bicara kalau di forum internasional kan bicara triliun dolar, low hangin fruit, apalah istilahnya itu, ya kita sih enggak usah bicara yang besar besar lah, yang bicara kecil-kecil aja cukup. USD 10 juta, USD 20 juta, USD 50 juta tapi kontkret kepada masalah.
Luhut menyebut, Presiden Jokowi pun mengaku lelah dengan wacana di banyak forum internasional yang tak langsung berbuah langkah konkret.
Menurutnya, soal komitmen-komitmen yang terlontar di forum internasional banyak yang tak menghasilkan langkah konkret
Lebih lanjut, Luhut mengungkap sejumlah upaya konkret yang sudah terjalin antara Indonesia dan beberapa negara lain. Misalnya kerja sama untuk pemurnian minyak (oil refinery) dengan negara Afrika.
"Misalnya Presiden memutuskan kerja sama dengan Kenya untuk oil refinery, kita kerja sama dengan Mozambik, kemudian dengan South Africa itu semua proyek-proyek konkret," jelasnya.
Tak cuma itu, ada pula kerja sama di sektor pangan. Luhut mengatakan kerja sama antarnegara ini membuahkan keuntungan, salah satunya dari sisi harga yang lebih murah.
"Kita impor daging sapi, impor makanan langsung dari mereka lebih murah 10-15 persen. Dari pada kita impor ditempat lain yang harganya lebih mahal," pungkasnya.
“Jadi kita butuh komitmen program yang kongkrit bukan yang hanya menyebutkan angka angka tapi tidak kongkrit,” tuturnya.
Lebih lanjut Luhut mengatakan, Presiden Jokowi juga berharap bahwa KTT AIS 2023 ini akan menghasilkan berbagai macam hal realistis, yang bisa dilakukan bagi aspek kemaritiman para negara kepulauan tersebut. "Presiden Jokowi juga orangnya kan pragmatik. Dia bilang sama saya bahwa dia ingin yang konkret-konkret saja. Nah, itu yang kita tularkan," kata Luhut.