Ekonomi Membaik

:


Oleh Taofiq Rauf, Senin, 1 Februari 2021 | 11:18 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 767


Jakarta, GPRNews - Kondisi ekonomi Indonesia pada 2021 diyakini akan jauh lebih baik dibandingkan 2020. Meski tekanan masih cukup kuat akibat dampak Covid-19, namun tidak sekencang tahun lalu.  Hal itu tak terlepas dari produksi dan penyuntikan vaksin di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Vaksinasi membawa harapan baru bahwa pertempuran melawan Covid akan segera berakhir.

Dalam pidato menyambut tahun baru 2021, Presiden Joko Widodo yakin Indonesia mampu bangkit dan melakukan inovasi pada tahun ini. Pemulihan ekonomi akan berlangsung tahap demi tahap. Hal itu, jelas presiden, mulai terasa pada kuartal III dan IV 2020.  

"Investasi baru mulai muncul yang akan menggerakkan ekonomi masyarakat dan industri masa datang  sehingga peluang kerja meningkat dan kesehatan masyarakat lebih baik," ujar Jokowi lewat  kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (31/12/2020).

Namun Presiden lagi-lagi menekankan satu syarat khusus agar perekonomian benar-benar pulih. Syarat khusus itu adalah, Indonesia bisa mengendalikan wabah ini. Dengan begitu, 2021 akan bisa menjadi tahun pemulihan.

Perlahan bangkit

Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia sempat terkontraksi cukup dalam pada tahun lalu. Pertumbuhan triwulan II 2020 yang minus hingga 5,32 persen merupakan terburuk sejak 1998. Pada krisis moneter 1998, pertumbuhan RI negatif 16,5 persen.

Pada kuartal III pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai membaik seiring digencarkannya dana bansos melalui program Pemulihan Ekonomi Nasonal (PEN). Pemerintah menggelontorkan dana Rp 695,2 triliun lewat program PEN.

Pada kuartal IV pertumbuhan diyakini juga lebih baik menyusul menggeliatnya kembali sektor konsumsi. Pasar-pasar mulai dibuka meski dalam keadaan terbatas. Optimisme itu juga akan berlanjut hingga 2021.

Indikasi lain yakni dari kinerja ekspor yang ikut memberikan sumbangsih pada angka pertumbuhan. Nilai ekspor Indonesia pada November 2020 mencapai 15,28 miliar dolar AS atau meningkat 6,36 persen dibanding ekspor Oktober 2020. Demikian juga dibanding November 2019 meningkat 9,54 persen.

Ekspor nonmigas November 2020 mencapai 14,51 miliar dolar AS, naik 5,56 persen dibanding Oktober 2020. Jika dibanding ekspor nonmigas November 2019 pun naik 12,41 persen.

Tak hanya itu , investasi juga mulai membaik. Realisasi investasi selama Triwulan III  2020 mencapai Rp 209,0 triliun atau meningkat 8,9 persen dari Triwulan II 2020 (Rp 191,9 triliun). Angka ini juga mengalami kenaikan sebesar 1,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat acara “Outlook Perekonomian Indonesia pada 2021”,  Selasa (12/12/2020), mengakui perekonomian Indonesia ataupun dunia masih dibayangi oleh Covid -19. Kendati demikian, pemerintah tetap optimistis pemulihan ekonomi akan terjadi pada tahun ini.

Ada sejumlah faktor yang bisa mendorong terjadinya pemulihan ekonomi. Pertama yakni adalah keberhasilan dalam vaksinasi. "Vaksin salah satu solusi untuk mobilitas masyarakat agar bisa kembali bergerak dan memulihkan ekonomi," ujar Sri.

Kedua adalah bagaimana instrumen fiskal dalam menjaga stabilitas fiskal dan moneter. Peran Bank Indonesia juga penting dalam hal ini.  “Tahun 2021, kita akan menggunakan sekali lagi instrumen fiskal sebagai katalis dan pendorong pemulihan ekonomi agar makin terakselerasi,” kata mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.

Seperti diketahui, pada 2021, pemerintah masih mengucurkan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk beragam program.  Total anggaran yang akan dikucurkan sebesar Rp 403,9 triliun.  Jumlah ini turun dari PEN 2020 yang sebesar Rp 695,2 triliun, namun lebih tinggi dari rencana awal sebesar Rp 372,4 triliun.

Adapun rincian untuk anggaran PEN yakni Rp 25,4 triliun untuk kesehatan, perlindungan sosial (Rp 110,2 triliun),  sektoral kementerian/lembaga dan pemda Rp 184,2 triliun, dukungan UMKM dan pembiayaan korporasi Rp 63,84 triliun, dan Rp 20,26 triliun buat insentif usaha.

Faktor ketiga yang bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi adalah realiasi dari UU Cipta Kerja. Dengan berjalannya UU ini serta turunannya diharapkan dapat mendongkrak laju investasi melalui berbagai kemudahan izin ataupun insentif yang diberikan.

Dalam satu momen terpisah Sri Mulyani pernah mengatakan, implementasi UU Cipta Kerja akan memangkas berbagai regulasi yang tumpang tindih terutama terkait soal perizinan usaha.  "Tak hanya milik orang asing, orang Indonesia, kalangan menengah, atau bahkan para company besar yang memiliki capital. Mereka punya choice sama untuk menanamkan modal di Indonesia," ujarnya.

Dengan berbagai pertimbangan tersebut, Sri Mulyani pun optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 mencapai 5 persen.

Perdagangan membaik

Senada dengan Presiden, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan salah satu acuan dalam perbaikan ekonomi 2021 adalah kesuksesan memerangi Covid-19. "Mudah-mudahan dengan vaksinasi yang mulai dilakukan pada 13 Januari akan memperbaiki status ekonomi ini," ujar Lutfi dalam konferensi pers yang digelar pada Senin (11/1/2021).  Keterangan pers resmi ini adalah yang pertama kali dilakukan oleh Lutfi sejak ditunjuk sebagai Mendag pada Desember lalu.

Lutfi mengatakan, melihat fenomena 2020, meski terjadi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), koreksi angka ekspor dan impor tak terjadi siginifikan.  Artinya, jelas Lutfi, dengan basis rendah ini, maka akan terjadi perbaikan cukup nyata pada 2021.  "Kita itu akan menghitung nanti setelah Badan  Pusat Statistik (BPS) umumkan," ujar mantan Dubes Indonesia untuk AS ini. 

Lutfi memprediksi, untuk tujuan destinasi ekspor RI di negara-negara maju seperti China, Amerika dan Eropa, akan mencapai normal baru atau herd immunity sekitar April atau akhir kuartal pertama atau kedua. Kemudian negara-negara berkembang akan mengikuti pada kuartal ketiga dan keempat.  "Jika vaksin selesai, ekonomi akan menggeliat lagi," ujar eks kepala BKPM itu.

Lutfi belum mengungkap berapa target ekspor tahun ini. Namun jika melihat pada renstra Kemendag 2020-2024, Kemendag menargetkan neraga perdagangan surplus 1 miliar dolar AS. Ekspor nonmigas ditarget naik 6,3 persen dan rasio ekspor terhadap PDB tumbuh sebesar 2,8 persen.

Ia mengakui salah tugas yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo adalah memperluas pasar ekspor. Selain juga, mendorong UMKM untuk bisa menjadi eksportir, dan menjaga stabilitas harga serta menjaga daya beli. 

Sektor industri pulih

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan Indonesia memiliki modal yang cukup kuat untuk bisa memasuki tahap pemulihan ekonomi. Faktor pendukung lainnya berupa parameter ekonomi global juga menunjukkan tanda-tanda kebangkitan di tengah-tengah ancaman gelombang kedua wabah pandemi Covid-19.

"Pemerintah optimistis seluruh rangkaian strategi dan kebijakan yang telah dilakukan mampu memanfaatkan peluang pemulihan ekonomi yang ada ke depan," ujar Agus Gumiwang dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk "Kaleidoskop 2020: Menjaga Laju Keberlangsungan Industri di Tengah Pandemi", yang berlangsung pada Rabu (30/12/2020).

Kinerja industri pengolahan nonmigas sempat terpuruk pada triwulan II/2020 di -5,74 persen. Tapi, kemudian mulai menggeliat menjadi -4,02 persen pada triwulan III/2020. Meski masih mengalami kontraksi, kini sejumlah industri mulai tumbuh. Terutama, industri yang disumbang dari subsektor. Misalnya, industri kimia, farmasi, dan obat tradisional yang tumbuh sebesar 14,96 persen. Lalu, ada industri logam dasar (5,19 persen).

Optimisme yang sama juga diungkap pelaku usaha, terutama Kamar Dagang dan Industri (Kadin). Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani optimistis, momentum pemulihan ekonomi 2021 akan semakin baik, tercermin dari beberapa indikator ekonomi yang sudah mulai menunjukkan pemulihan.“Misalnya, PMI manufaktur telah kembali ke level ekspansif dan indeks keyakinan konsumen yang mulai mengalami peningkatan. Ini sangat menggembirakan.”

Ekonom Indef Eko Listyanto menilai, penyuntikan vaksin yang dilakukan oleh pemerintah merupakan progres yang baik. Langkah tersebut  akan direspons positif oleh sektor perekonomian. “Namun tentu saja upaya untuk terus menjaga momen optimisme itu harus diikuti oleh indikator yang menunjukkan perbaikan,” ujarnya ketika dihubungi majalah GPR.

Keberhasilan penyuntikan vaksin  akan dilihat positif oleh bursa saham (IHSG) maupun rupiah.  Indeks konsumen pun akan merespons dengan baik, apalagi bila penyuntikan vaksin dilakukan dengan cepat dan tak banyak persoalan.

Namun poin besar dari penyuntikan vaksin in, kata Eko, adalah bagaimana penyebaran virus bisa dikendalikan.  Karena harus diakui stok vaksin yang disalurkan ini jumlahnya masih terbatas dibanding jumlah keseluruhan warga Indonesia. Butuh waktu untuk mencapai herd immunity atau kekebalan komunitas terhadap virus. Artinya, protokol kesehatan mesti harus tetap dijalankan. “Tentukan beda kalau kondisinya semua sudah divaksin,” ujarnya.

Selain itu, pemerintah juga mesti mengatasi beragam kabar atau hoaks yang menyudutkan vaksinasi. Bagaimanapun kabar-kabar negara soal vaksin akan mempengaruhi impelentasi di lapangan.

Terkait dana PEN, Eko mengakui akan membantu dalam pemulihan ekonomi. Hanya saja mungkin dampaknya tidak sebesar seperti pada tahun lalu. Ini mengingat jumlah anggaran 2021 memang menurun dibanding 2020. 

Namun terpenting, kata Ekonomi, adalah stimulasi terhadap sektor-sektor riil di akar rumput seperti UMKM.  Penyerapan tenaga kerja dari sektor UMKM terbilang cepat. “Mereka kalau ada tambahan pesanan kan langsung nyerap tenaga kerja,” ujarnya.  

Dengan melihat kondisi yang ada tersebut, ia yakin pertumbuhan ekonomi bergerak positif. Laju pertumbuhan akan berada di kisaran 3 persen. (red)

Foto Antara :

Pembangunan ruas jalur kereta LRT Jabodebek berlangsung di samping Tol Jakarta-Cikampek, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Kementerian Keuangan optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 akan naik hingga lima persen karena adanya peningkatan konsumsi di masa adaptasi kebiasaan baru dan dukungan pemerintah untuk mempertahankan daya beli masyarakat. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.

Baca rubrik lain di :

https://komin.fo/vaksinasicovid-19