Posko Monitoring Laut Siaga 24 Jam selama KTT G20 Bali

:


Oleh Dian Thenniarti, Rabu, 16 November 2022 | 10:23 WIB - Redaktur: Untung S - 268


Jakarta, InfoPublik - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan dukungan penuh pada Masa Siaga yang berlangsung pada 1 - 18 November 2022 melalui pelaksanaan posko monitoring dalam rangka memastikan kelancaran, keselamatan dan keamanan di subsektor transportasi laut sebagai bentuk dukungan kesuksesan acara KTT G20 di Bali.

Posko monitoring atau Poskodal tersebut berpusat di Kantor KSOP Kelas II Benoa, beranggotakan seluruh UPT di wilayah Bali dan Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Kelas II Tanjung Perak.

Posko monitoring tersebut bertugas menjaga keselamatan dan keamanan perairan serta kelancaran transportasi laut di perairan wilayah Bali dan sekitarnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Lollan Panjaitan, mengungkapkan petugas posko terdiri dari 51 orang yang terdiri atas:

- Anggota jaga seksi status hukum dan sertifikasi kapal,
- Anggota jaga seksi lalu lintas dan angkutan laut dan usaha kepelabuhanan,
- Anggota jaga sub bagian tata usaha,
- Anggota jaga penanggungjawab pergerakan kapal patroli, serta
- Anggota jaga kapal patroli KNP. 326 dan KNP. 515.

"Mereka bertugas selama 24 jam selalu siaga di enam titik area penjagaan dan memonitoring embarkasi dan debarkasi penumpang, serta pergerakan kapal, dan setiap hari selalu berkoordinasi dengan Satgas G20," ujar Lollan sebagaimana dikutip InfoPublik pada Rabu (16/11/2022).

Adapun kapal patroli dan kapal negara yang disiagakan diantaranya adalah Kapal Patroli KN Chundamani P. 116 milik Pangkalan PLP Tanjung Perak Surabaya, serta kapal navigasi KN Mizan dan KNP 326.

"KN Chundamani beranggotakan petugas sebanyak 23 orang, KNP 326 sebanyak delapan orang petugas, dan KN Mizan berjumlah 26 petugas," ujar Lollan.

Selain itu, untuk menjaga ketertiban lalu lintas di perairan, Ditjen Hubla juga mengoptimalkan Vessel Traffic Services (VTS) Benoa.

"Karena saat G20 berlangsung ini banyak kapal asing yang datang untuk mengamankan para pimpinan negaranya jadi harus kita atur pergerakannya agar tetap tertib karena kapal asing juga ikut berpatroli," tutupnya.

Foto: Ditjen Hubla Kemenhub