:
Oleh Yudi Rahmat, Rabu, 16 November 2022 | 10:47 WIB - Redaktur: Untung S - 271
Jakarta, InfoPublik – Pemerintah Republik Indonesia dan World Health Organization (WHO) sepakat membentuk pusat pelatihan multi negara guna kesiapan operasional darurat kesehatan dan Tim Medis Darurat (Emergency Medical Teams/EMT) di Universitas Pertahanan Indonesia.
Kesepakatan itu ditandai dengan penandatanganan MoU yang dilakukan oleh Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, dan Direktur Jenderal WHO Tedros yang disaksikan Menko Polhukam Mahfud MD, mewakili Presiden RI di sela-sela pelaksanaan KTT G20 hari pertama di Nusa Dua Bali, Selasa (15/11/2022)
Tujuan dari kesepakatan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas Indonesia, negara-negara Asia, dan negara di sekitarnya untuk dapat bertindak cepat ketika terjadi keadaan darurat.
Menhan mengatakan memiliki tim medis darurat yang terampil adalah bagian dari solusi, tetapi melatih tim ini membutuhkan investasi yang substansial, fokus yang berkelanjutan, dan dukungan spesialis, yang tidak dapat diakses oleh semua negara secara mandiri.
"Hal itu membuat kerja sama multi-negara menjadi vital. Kita lebih aman dan kuat saat kita menyiapkan diri kita bersama,” kata Menhan Prabowo.
Menhan menjelaskan bahwa pembentukan pusat pelatihan ini menjadi upaya bagi permasalahan kesenjangan penanganan pandemi di berbagai daerah, terutama dalam kesiapan personel.
Sementara itu Menkes Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa ancaman kesehatan, dalam hal ini penyakit, merupakan ancaman terbesar.
Adapun perang melawan penyakit seperti yang telah dilaksanakan dalam mengatasi pandemi COVID-19 harus dilakukan bersama-sama.
“Kami perlu belajar dari TNI dan Kemhan dalam melaksanakan manajemen penanganan pandemi yang dilakukan selayaknya seperti saat berperang,” ujar Menhan dikutif Laman Kemhan Ri.
Menkopolhukam Mahfud MD yang mewakili Presiden RI Joko Widodo pada kesempatan itu mengatakan mendorong penuh suksesnya implementasi dari MoU ini.
“Saya berharap kerja sama ini mampu meningkatkan kesiapan Indonesia dan negara-negara di kawasan dalam menghadapi keadaaan darurat serta meningkatkan kapasitas dan kesiapan untuk menghadapi pandemi yang mungkin terjadi di masa mendatang,” tegasnya.
MoU yang ditandatangani ini memuat di antaranya cara kerja sama dan kolaborasi antara Indonesia dan WHO, didasarkan pada langkah-langkah yang diterapkan oleh Kemhan RI dan Kemkes RI, sejalan dengan Keputusan Presiden untuk mengelola pandemi COVID -19 dan masalah keamanan kesehatan lainnya.
Pusat pelatihan multi-negara akan memungkinkan Indonesia dan negara-negara lain untuk memiliki pelatihan pelengkap melalui paket pelatihan baru yang inovatif termasuk latihan simulasi. Pelatihan akan mencakup berbagai bidang, termasuk mengelola keadaan darurat kesehatan masyarakat, manajemen medis dan logistik, serta dampak medis, sosial, dan ekonomi dari keadaan darurat.
Turut hadir dalam penandatanganan MoU ini, Direktur Regional WHO untuk Asia Tenggara Dr Poonam Khetrapal Singh, Perwakilan Negara WHO untuk Indonesia Dr N. Paranietharanand dan pejabat di lingkungan Kemhan, Kemkes, Kemlu, dan Unhan RI.
Foto: Biro Humas Setjen Kemhan