Diplomasi Batik Elon Musk di Pertemuan B20

:


Oleh Dwi Jayanti, Senin, 14 November 2022 | 17:24 WIB - Redaktur: Elvira - 211


Kemunculan pria kelahiran Pretoria, Afrika Selatan, 28 Juni 1971 ini selalu dinanti oleh masyarakat dunia. Gaya ceplas ceplosnya terlihat berbeda dari kebanyakan orang terkaya dunia lainnya. Ia tak sungkan untuk mengatakan apa pun yang terlintas di pikirannya kepada setiap lawan bicara kendati terkadang komentarnya itu terkesan sedang mengkritik.

Itulah dia Elon Reeve Musk, pemilik gelar orang paling banyak pundi-pundi hartanya di muka bumi menurut Forbes tahun 2022. Keberhasilannya membangun gurita bisnis fenomenal seperti mobil listrik Tesla Motors, jasa antariksa swasta pertama SpaceX, Neuralink, Boring Company membuatnya mampu mengumpulkan harta benda sampai USD219 miliar (Rp3.394,5 triliun).

Kesuksesan Musk yang didapat dengan kerja keras tentunya membuat kagum siapa saja, tak terkecuali Presiden Joko Widodo. Selaku Presidensi G20 2022, Presiden pun memasukkan nama pemilik baru platfrommedia sosial Twitter itu dalam daftar orang sangat sangat penting (VVIP) yang diundang khusus. Musk diminta hadir dan membagikan pengalamannya membangun gurita bisnis.

Sekitar 8.000 peserta pertemuan bisnis dan sebagian besar dalah pemilik bisnis, baik itu usaha mikro kecil menengah (UMKM), startup, dan pengendali teratas korporasi-korporasi besar di Indonesia dan negara anggota G20. Tajuk pertemuan itu adalah Leader Business Summit B20 di Bali Nusa Dua Convention Center, kawasan pariwisata terpadu Nusa Dua, Senin (14/11/2022). Ini merupakan puncak dari serangkaian kegiatan side event Presidensi G20 Indonesia. Kamar Dagang dan Industri bertindak sebagai Co-Chair acara ini.

Musk berbicara membawakan tema Summit 1-on-1 conversation on Navigating Future Disruption Of Global Technological Innovation. Pemilik Musk Foundation itu rupanya tidak jadi tampil secara fisik di depan ribuan peserta. Presiden Direktur Bakrie Brothers Anindya Bakrie bertindak sebagai moderator acara. "Maafkan beban kerja saya padat akhir-akhir ini. Saya sangat sibuk bekerja dan tidak bisa datang ke Indonesia," ungkap Musk spontan.

Ia juga meminta maaf karena pertemuan virtual memakai aplikasi Zoom itu dilakukan dalam kondisi rumahnya sedang mati listrik sehingga suasana di latar belakang gelap gulita ketika ia menyampaikan materi. Musk pun tak lupa menyertakan lilin sebagai penerang.

"Maaf sebenarnya baru saja saya mengalami mati lampu. Beberapa menit sebelum ini. Makanya aku seperti orang aneh di kegelapan," katanya sambil tertawa. Kontan saja ucapan-ucapan spontan Musk itu disambut tawa dari seisi ruang. Praktis, sepanjang pertemuan virtual itu, Musk harus gelap-gelapan.

Kejadian unik lainnya adalah ketika ia muncul pertama kali, semua mata langsung tertuju pada pakaian yang dikenakan. Bukan setelan jas, kemeja kasual, atau kaus oblong. Ia justru memakai batik warna hijau senada dengan pakaian Anindya.

Anak sulung pengusaha senior Aburizal Bakrie itu menjelaskan kalau pakaian yang dikenakan koleganya bernama Batik Bomba yang berasal dari sebuah desa kecil di Provinsi Sulawesi Tengah. Batik hijau tua itu menurut Anindya sengaja ia kirimkan kepada Musk, menempuh jarak 15.000 kilometer dari Indonesia ke Amerika Serikat. "Terima kasih untuk batiknya, ini bagus sekali dan saya suka." ucapnya.

Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia ini menjelaskan kepada lawan bicaranya bahwa di Sulteng terdapat tambang nikel dengan cadangan terbesar di dunia. Nikel merupakan bahan baku utama baterai untuk kendaraan listrik. Menurut Booklet Nikel 2020 yang dirilis Kementerian Energi Sumberdaya Mineral, Indonesia menguasai 52 persen cadangan nikel dunia dengan stok mencapai 72 juta ton bijih nikel dari total cadangan nikel dunia sebesar 139,419 juta ton.

Soal Batik Bomba sendiri adalah oleh-oleh khas Kota Palu, ibu kota Sulawesi Tengah. Bomba artinya keterbukaan dan kebersamaan. Motif batiknya bermacam-macam, ada sambulagana, rumah adat souraja, burung maleo, bunga merayap, resplang, ventilasi, dan rumah adat kaili. Warna-warna cerah seperti kuning, oranye, hijau terang, dan merah mendominasi batik ini.

Pemerintah daerah setempat secara rutin meminta masyarakat Palu untuk memakai Bomba ketika perayaan hari-hari besar di Palu. Seperti dikutip dari website Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, perajin Bomba sudah mulai sedikit.

 

Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Elvira Inda Sari

 

Foto: Elon Musk dalam layar ketika menjadi pembicara pada Pertemuan Puncak B20 melalui teleconference. Menggunakan batik Domba dari Sulawesi Tengah. G20