:
Nusa Dua, InfoPublik - Dalam rangkaian kegiatan side event Presidensi G20 di Bali, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaksanakan kegiatan kemasyarakatan berupa penyerahan bantuan sosial untuk merevitalisasi Pura Sakenan dan Masjid Asy-Syuhada di Pulau Serangan, Bali.
“Kegiatan CSR itu akan terus bergulir dari tahun ke tahun, intinya LPS akan selalu siap mendukung daya tarik pariwisata di Bali, apalagi Pura Sakenan ini dibangun sejak abad ke 10 dan Masjid Assyuhada ini sudah ada sejak abad 17, itu menunjukkan di Bali sudah ada toleransi beragama di sini, kawasan ini merupakan simbol yang baik bagi toleransi beragama bangsa kita,” ujar Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalamsiaran pers yang diterima, Sabtu (12/11/2022).
Adapun bantuan sosial LPS Peduli Bakti Bagi Negeri ini antara lain, bantuan sosial untuk Pura Sakenan berupa dukungan penataan area pelataran parkir pura, rehabilitasi bangunan aula wantilan, rehabilitasi bangunan perantenan (dapur), rehabilitasi bangunan Gedong, dan rehabilitasi fasilitas umum toilet Pura.
Kemudian, bantuan sosial untuk Masjid As-syuhada berupa dukungan penggantian plafon kubah utama, plafon kanopi, plafon luar, revitalisasi area Wudhu, area sholat, area pengajian, penggantian keramik granit dan pengecatan ulang seluruh area dinding dan pagar masjid.
“Sesudah direvitalisasi, jika saya melihat langsung, secara keseluruhan sudah lebih baik dari sebelumnya dan sudah lebih baik untuk dikunjungi oleh para wisatawan, walaupun di beberapa tempat masih perlu perhatian, seperti misalnya perluasan area parkir,” jelasnya.
Sebagai informasi, mengenai dua tempat bersejarah ini, berdasarkan prasasti Desa Sading, pembangunan Pura Sakenan diperkirakan saat Bali diperintah oleh raja Sri Masula Masuli, beliau bertahta dari tahun Isaka 1.100 (1178 Masehi), sehingga diperkirakan usia Pura Sakenan saat ini sudah hampir 900 tahun.
Sementara itu, Masjid Asy-Syuhada didirikan pada abad ke-17, masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Bali. Pembangunan Masjid Asy-Syuhada merupakan bentuk toleransi umat beragama di Bali. Berdasarkan sejarah, Raja Badung Cokorda Ngurah Sakti yang beragama Hindu memberikan apresiasi kepada Syekh Haji Mukmin tokoh muslim di Desa Serangan, karena sukses membantu pihak kerajaan memenangkan perang pada masa penjajahan VOC.
Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana yang turut hadir dalam kesempatan itu, sangat menyambut baik dan mengapresiasi inisiasi LPS dalam membantu revitalisasi yang dilakukan sebagai bagian pengembangan Desa Wisata Serangan ini.
“Kolaborasi sinergis antara seluruh pemangku kebijakan ini menjadi langkah strategi sebagai landasan pembangunan berkelanjutan di Kota Denpasar berdasarkan spirit Vasudhaiva Kutumbakam atau menyama braya,” ujarnya.
Foto: LPS