Jakarta, InfoPublik - Tiga pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) di Bali, siap diperlihatkan kepada para delegasi asing yang hadir di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15–16 November 2022.

Tiga pembangkit listrik itu mencakup pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di 33 gedung yang tersebar di Bali, PLTS hybrid di Nusa Penida, Klungkung, dan PLTS terapung di Muara Tukad, Denpasar.

“Ada beberapa project, yang siap, sudah ready di Bali, PLTS atap di 33 lokasi (total daya) 890,55 kWp, juga ada PLTS hybrid di Nusa Penida 3,5 MWp, dan ada PLTS apung di Muara Tukad 100 kWp,” kata Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Perencanaan Strategis, Yudo Dwinanda Priaadi, melalui keterangan tertulisnya usai  jumpa pers virtual, Selasa (8/11/2022).

Tiga pembangkit listrik itu, yang saat ini telah operasional, menjadi tempat yang dipamerkan (showcase) kepada para delegasi, karena keberadaan PLTS tersebut menunjukkan komitmen Indonesia untuk transisi dari energi fosil ke energi baru dan terbarukan.

Transisi energi menjadi salah satu isu sentral yang dibahas oleh para pemimpin negara saat mereka bertemu di The Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali, pekan depan.
 
Isu itu masuk dalam sesi pertama pembahasan yang mengangkat tema ketahanan pangan dan energi.

Yudo menyampaikan, tiga PLTS yang menjadi “showcase” itu merupakan upaya Indonesia memperlihatkan kepada negara-negara anggota G20, bahwa tidak sulit untuk membangun pembangkit listrik berbasis EBT.

Yudo menuturkan, PLTS yang merupakan salah satu pembangkit listrik berbasis EBT, dapat dipasang di berbagai tempat, mulai dari atap rumah, gedung, dan perkantoran, sampai di atas permukaan air sebagaimana diperlihatkan PLTS Muara Tukad.

“Yang unik di Muara Tukad ini PLTS-nya terapung. Itu bentuk mini dari nanti yang besar di Cirata. Ini kami tunjukkan sebagai showcase bahwa permukaan air bisa juga untuk PLTS, atap-atap rumah, lahan-lahan kosong bisa digunakan,” kata Yudo.

Tidak hanya menampilkan PLTS di beberapa lokasi, Indonesia selaku tuan rumah KTT G20 tahun ini juga mengerahkan ratusan kendaraan listrik untuk mengangkut para tamu negara dan delegasi asing.

Penggunaan kendaraan listrik merupakan bagian dari “showcase” komitmen Indonesia mempercepat transisi energi.

Dalam paparannya, Yudo menyebut total ada 636 mobil listrik untuk tamu negara, delegasi asing, dan pasukan pengamanannya, kemudian ada 590 motor dan mobil listrik untuk pengamanan dan operasional, serta 30 bus listrik untuk kendaraan umum selama KTT G20.

Yudo menambahkan, di sekitar lokasi KTT G20, ada ratusan alat pengisi daya untuk kendaraan listrik, yang di antaranya 64 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) ultra fast charging, 2 unit SPKLU mobile, 21 SPKLU fast charging, dan 200 home charging.

Keterangan Foto: Delegasi studi ekskursi Energy Transition Working Group (ETWG) G20 melihat panel surya di desa berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) di Desa Keliki, Ubud, Gianyar, Bali. ANTARA/HO-Humas Kementerian ESDM/am.