:
Jakarta, InfoPublik - Meski acara puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 masih kurang dari satu pekan, persisnya 15-16 November 2022, perhatian dunia tersorot ke Bali, Indonesia. Lebih tepatnya di Nusa Dua, area di mana para pimpinan negara anggota G20 berkumpul, membahas dan mencari solusi kemajuan juga tantangan global.
Selaku Presidensi KTT G20, Pemerintah Indonesia telah jauh hari berbenah; mulai dari membangun infrastruktur hingga layanan wisata. Tidak hanya di Bali, namun di daerah lain juga disiapkan dan dipromosikan ke para tamu dunia. Di Jakarta misalnya, Pemerintah merenovasi besar-besaran Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang disiapkan sebagai tempat jamuan makan malam tamu KTT G20. TMII yang dibedah dengan anggaran Rp1,2 triliun itu dipromosikan sebagai representasi keragaman dan kekayaan potensi daerah dan budaya yang ada di Indonesia.
Khusus di Bali, sebagai tempat acara puncak, pemerintah memoles sejumlah area. Antara lain Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, sebagai pintu masuk para tamu, sudah ditata dengan apik. Sejumlah tempat pun dipoles dan dipercantik, antara lain di Uluwatu, Sanur, hingga Ubud. Pemerintah juga melakukan Penataan Kawasan Mangrove Tahura Ngurah Rai.
“Saya melihat semuanya hampir sudah siap, Alhamdulillah. Dan kita harapkan nanti di pelaksanaaan KTT G20 juga berlangsung dengan baik dan lancar,” jelas Presiden Joko Widodo yang meninjau pelaksanaan peningkatan infrastruktur di Provinsi Bali, dalam rangka menyambut KTT G20, pada Kamis (6/10/2022).
Kementerian PUPR melakukan penataan Kawasan Mangrove Tahura Ngurah Rai yang berada di sekitar kawasan Waduk Muara Nusa Dua. Nantinya kawasan itu akan digunakan sebagai showcase mangrove bagi para pimpinan negara dan delegasi yang hadir.
“Tadi masuk di sini betul-betul surprise bahwa sudah disiapkan, sudah diubah. Menurut saya tempat ini yang paling menjadi titik utama, terutama dalam hal concern kita terhadap lingkungan, terhadap penghutanan kembali, baik itu mangrove maupun tropical rainforest sehingga para pemimpin negara yang kita undang kesini bisa melihat secara langsung,” ungkap Presiden Jokowi.
Menghidupkan Wisata Bali
Keramahan dan keterbukaan masyarakat di Bali, pulau berpenduduk sekitar 4,3 juta jiwa telah lama menjadi daya tarik dunia, khususnya para pelancong. Terpilihnya pulau yang dikunjungi 16 juta wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, pada 2019 itu, sebagai lokasi puncak pertemuan tahunan pimpinan G20 itu, tidak pelak lagi mendapat sambutan hangat warga di sana.
“Kami senang. KTT G20 ini untuk kepentingan Indonesia. Terutama karena denyut perekonomian Bali dari pariwisata. Kedatangan tamu negara akan menghidupkan kembali pariwisata Bali yang sempat terpukul karena pandemi COVID-19,” kata Yan Ferry, warga Banjar Penyarikan, Nusa Dua, Bali, sebagaimana diunggah www.indonesia.go.id.
Menyambut acara penting tersebut, masih kata Ferry dirinya Bersama warga Nusa Dua bersiap untuk membatasi beraktivitas yang bisa mengganggu acara. Satu rutinitas yang sudah biasa memreka lakukan, setiap kali ada acara penting, terlebih pada acara yang bersifat kenegaraan. “Tahun lalu ada acara besar. Saya lupa namanya. Pantai steril. Juru desa memberi imbauan agar masyarakat tidak beraktivitas di sekitar pantai,” kata pria yang rumahnya berjarak tiga kilometer dari lokasi KTT.
Sebagaimana disampaikan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, pemerintah pusat telah meminta Pemprov Bali untuk mengurangi mobilitas masyarakat selama perhelatan KTT G20. Pembatasan itu antara lain, dilakukan dengan menerapkan kebijakan work from home (WFH). Sementara untuk kegiatan Pendidikan, dilaksanakan secara daring saat KTT G20.
Pembatasan mobilitas masyarakat Bali saat KTT G20 berlangsung diharapkan akan berimbas penekanan potensi kemacetan dan kepadatan lalu lintas. Hal tersebut akan memberi efek nyaman selama penyelenggaraan acara.
Merujuk anjuran tersebut, Pemprov Bali pun menerapkan kebijakan WFH dan sekolah daring selama acara berlangsung. Kebijakan itu berlaku untuk wilayah Denpasar dan Kabupaten Badung yang juga melingkupi kawasan Nusa Dua.
Sejauh ini warga Bali, tidak menyoal pembatasan yang akan diberlakukan Pemerintah selama KTT G20 berlangsung. Bagi warga Bali, acara puncak di KTT di Bali, merupakan berkah tersendiri. Selain infrastruktur yang dipercantik, wisata Bali yang selama ini terdampak COVID-20 juga diharapkan akan bergerak. Selain meningkatkan hunian hotel, delegasi KTT dari 20 negara dan para tamu undangan lain, juga akan menghidupkan kuliner serta aktivitas UMKM Bali.
Diperkirakan kafe, restoran hingga beach club yang ada di sekitar Bali Selatan saja, bisa mengantongi omzet mulai Rp3 juta hingga Rp1 miliar per hari (beach club). Membuat bisnis restoran dan kafe tumbuh melebihi 100 persen,” ungkap Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, kepada awak pers, Rabu (2/11/2022).(*)
Ilustrasi, salah satu sudut Kawasan Mangrove Tahura Ngurah Rai. Penataan kawasan tersebut akan digunakan sebagai showcase mangrove bagi para pimpinan negara delegasi yang hadir di acara puncak KTT G20 15-16 November 2022 (Dok. Kementerian PUPR).