- Oleh Jhon Rico
- Jumat, 21 Maret 2025 | 19:19 WIB
: Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mendampingi Menko PMK Pratikno, dan Menko Infraswil Agus Harimurti Yudhoyono, meninjau kondisi terkini penanganan banjir di Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (6/3/2025)/ dok. BNPB.
Jakarta, InfoPublik - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mendampingi Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, dan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko Infraswil) Agus Harimurti Yudhoyono, meninjau kondisi terkini penanganan banjir di Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (6/3/2025).
Dalam kesempatan ini, rombongan memulai kegiatan dengan melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) yang dihadiri oleh semua pihak terkait di Pendopo Wali Kota Bekasi. Rapat ini membahas sejauh mana penanganan banjir yang telah dilakukan oleh semua pihak terkait.
Selanjutnya, rombongan meninjau lokasi banjir yang terletak di Kelurahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur.
Pada peninjauan itu, Kepala BNPB yang mendampingi Menko PMK dan Menko Infraswil, melihat kondisi pascabanjir yang menyisakan timbunan lumpur dan tumpukan sampah. Rombongan menyempatkan diri menyapa para warga yang terlihat sedang membersihkan sisa-sisa material lumpur dan sampah.
Rombongan turut mendengarkan keluhan serta permohonan dari para warga. Tidak hanya itu, rombongan juga memberikan bantuan berupa sembako kepada para warga yang terdampak.
Begeser dari Kelurahan Duren Jaya, rombongan melanjutkan peninjauan ke lokasi jembatan putus yang terletak di Jalan Kemang Pratama Raya.
Kepala BNPB mengatakan bahwa penanganan banjir ini butuh waktu dan tidak bisa dalam sekejap kembali seperti semula.
“Jadi tentu saja penangan ini butuh waktu, dan tidak bisa sekejap kembali seperti semula, tapi kita yakin, nanti semua bisa melihat dari jam ke jam, dari hari ke hari pasti kondisinya akan lebih baik” ujar Suharyanto dalam keteranganya, Jumat (7/3/2025).
Secara keseluruhan banjir yang terjadi di kota Bekasi sendiri telah berdampak pada 25 kelurahan di 10 kecamatan, dengan total warga terdampak sebanyak 12.948 KK atau 43.768 jiwa.