PVMBG Pastikan Status Semeru Masih Waspada

:


Oleh Eko Budiono, Minggu, 5 Desember 2021 | 09:03 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 260


Jakarta, InfoPublik - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan, berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, serta potensi ancaman bahayanya, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, masih pada level II atau waspada, meskipun aktivitasnya meningkat.

Hal tersebut disampaikan Koordinator Kelompok Mitigasi Gunung Api Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kristianto, melalui keterangan tertulis, Sabtu (4/12/2021). 

"Pengamatan visual menunjukkan pemunculan guguran dan awan panas guguran diakibatkan oleh ketidakstabilan endapan lidah lava," kata  Kristianto.

Menurutnya, aktivitas yang terjadi pada tanggal 1 dan 4 Desember 2021 merupakan aktivitas permukaan (erupsi sekunder), dan dari kegempaan tidak menunjukkan adanya kenaikan jumlah dan jenis gempa yang berasosiasi dengan suplai magma/batuan segar ke permukaan.

"Jumlah dan jenis gempa yang terekam selama 1 hingga 30 November 2021 didominasi oleh gempa-gempa permukaan berupa gempa letusan dengan rata-rata 50 kejadian per hari," tuturnya.

Sebelumnya, Gunung Semeru mengalami erupsi disertai awan panas guguran dan hujan abu vulkanik cukup tebal pada Sabtu (4/12).

Puluhan warga di Desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dilaporkan mulai mengungsi akibat peristiwa tersebut.
 
Hujan abu vulkanik menyebabkan sejumlah wilayah di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro gelap seperti malam hari, sehingga pemerintah setempat akan membuka posko pengungsian di Kamar Kajang dan Pronojiwo.
 
Selain itu, pada 4 Desember 2021 mulai pukul 13.30 WIB terekam getaran banjir, kemudian pada pukul 14.50 WIB teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 4 kilometer dari puncak atau 2 kilometer dari ujung aliran lava ke arah tenggara (Besuk Kobokan), tetapi hingga saat ini sebaran dan jarak luncur detail belum dapat dipastikan.

"Potensi ancaman bahaya erupsi Gunung Semeru berupa lontaran batuan pijar di sekitar puncak, sedangkan material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin," katanya.

Ia menambahkan, potensi ancaman bahaya lainnya berupa awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah/ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan d ari puncak.

"Jika terjadi hujan dapat terjadi lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak, sehingga dalam status waspada agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah sektor selatan-tenggara," ujarnya.

Selain itu,  masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas guguran lava, dan lahar dingin di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama di aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.

"Radius dan jarak rekomendasi itu akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya," katanya.
 
(Foto: ANTARA)