PRB 2021: Pelestarian Lingkungan Jadi Warisan Generasi Bangsa

:


Oleh Jhon Rico, Selasa, 19 Oktober 2021 | 18:50 WIB - Redaktur: Untung S - 231


Jakarta, InfoPublik - Pengurangan risiko bencana menjadi hal pertama yang dilakukan dalam upaya penanggulangan bencana. Hal ini sangat penting untuk dilakukan secara berkelanjutan untuk membangun ketangguhan bangsa dengan beragam potensi ancaman bencana.

Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Nathaniel Orno, mengatakan bahwa mewarisi ketangguhan penanggulangan bencana seperti mewarisi mata air untuk kelangsungan hidup generasi berikutnya.

“Seperti peribahasa jangan tinggalkan air mata untuk anak cucu kita, tapi tinggalkan mata air, hal ini memiliki makna yang sangat mendalam terkait warisan penanggulangan bencana bagi generasi penerus bangsa,” tutur Barnabas dalam sambutan pada kegiatan Diskusi Grup Terfokus (FGD) Penanggulangan Bencana pada saat pandemi COVID-19 di Kota Ambon, Provinsi Maluku, Selasa (19/10/2021).

Implementasi pengurangan risiko bencana juga dilakukan melalui beragam giat, salah satunya pelestarian lingkungan.

Barnabas juga mengatakan bahwa giat pelestarian lingkungan menjadi warisan baik untuk dilanjutkan.

“Upaya pengurangan risiko bencana melalui pelestarian lingkungan menjadi warisan baik yang diberikan kepada generasi penerus untuk dilanjutkan,” ucapnya.

Selain itu, Barnabas juga berharap melalui rangkaian kegiatan peringatan bulan pengurangan risiko bencana (PRB) 2021, dapat menjadi komitmen dan kolaborasi nyata seluruh pihak untuk bersama untuk melakukan pelestarian lingkungan.

“Baku Keku Raih Ketangguhan, tema PRB tahun ini diharapkan menjadi wujud nyata komitmen bersama untuk melakukan pelestarian lingkungan dalam upaya pengurangan risiko bencana,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Prasinta Dewi, mengatakan bahwa rangkaian kegiatan peringatan bulan PRB 2021 melalui FGD menjadi ruang dialog dan belajar para pegiat bencana untuk membangun kesadaran dan memahami praktik pengurangan risiko bencana.

“FGD yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan peringatan bulan PRB 2021 ini dapat menjadi ruang dialog bagi para pegiat bencana untuk membangun kesadaran bersama terkait upaya pengurangan risiko bencana,” jelas Prasinta.

Prasinta juga berharap kegiatan FGD dapat melahirkan inovasi untuk penanggulangan bencana di tengah pandemi COVID-19.

“Diharapkan diskusi hari ini dapat menggali inovasi dan identifikasi penerapan protokol kesehatan dalam penanggulangan bencana sehingga dapat membentuk prosedur tetap untuk diimplementasikan,” ujar Prasinta.

Kegiatan FGD turut dibuka dengan pemukulan Tifa, alat musik tradisional dari Maluku, oleh Wakil Gubernur Maluku dan Deputi Bidang Pencegahan BNPB.

FGD Penanggulangan Bencana pada saat pandemi COVID-19 yang dilaksanakan secara luring dan daring pada 19 Oktober 2021 ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan peringatan bulan PRB yang diselenggarakan oleh BNPB di Kota Ambon selama dua hari pada 19 sampai 20 Oktober 2021.

Pembahasan FGD terbagi menjadi tiga sesi, yaitu pengurangan risiko bencana, penanganan darurat bencana, penanganan pascabencana pada saat pandemi COVID-19 dengan beragam narasumber dari unsur pentaheliks, yaitu pemerintah daerah, akademisi, tokoh masyarakat, media massa, dunia usaha maupun organisasi nonpemerintah.

(Foto: BNPB)