Merapi Luncurkan Lava Pijar Sejauh 1,8 Km

:


Oleh Eko Budiono, Senin, 18 Oktober 2021 | 14:38 WIB - Redaktur: Untung S - 285


Jakarta, InfoPublik - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan  Gunung Merapi, di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada Senin (18/10/2021)pukul 00.00 sampai 06.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), lima kali meluncurkan guguran lava pijar sejauh 1,8 kilometer ke arah barat daya.

Menurut Kepala BPPTKG Hanik Humaida, selama periode pengamatan itu Merapi juga mengalami 44 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-12 mm selama 20-142 detik, empat kali gempa hembusan dengan amplitudo 5-8 mm selama 32-46 detik.

"Dua gempa frekuensi rendah dengan amplitudo 11-12 mm selama enam detik, serta 23 kali gempa fase banyak jauh dengan amplitudo 3-12 mm selama 5-9 detik," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/10/2021).

Asap putih dengan intensitas tipis terlihat membubung setinggi 100 meter di atas puncak kawah gunung api tersebut.

Menurut BPPTKG, kawasan gunung itu diliputi awan dan mendung, serta angin yang bertiup lemah hingga sedang ke arah barat.

Berdasarkan analisis morfologi pada periode 8 sampai 14 Oktober 2021, BPPTKG mencatat kubah lava barat daya Merapi memiliki volume 1.609.000 meter kubik dan volume kubah tengahnya 2.927.000 meter kubik.

BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level III atau siaga.

Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan bisa berdampak ke wilayah sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Kali Putih.

Saat terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi diperkirakan dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
 
Sebelumnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan Gunung Merapi di perbatasan D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami 203 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Selasa (12/10/2021) pukul 00.00-24.00 WIB.
 
(Foto: ANTARA)