BNPB Terus Monitor Dampak Gempa M 6,1 di Kepulauan Maluku

:


Oleh Jhon Rico, Rabu, 16 Juni 2021 | 19:15 WIB - Redaktur: Untung S - 253


Jakarta, InfoPublik - Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) terus memonitor situasi terkini pasca gempa Magnitudo (M) 6,1 yang terjadi di Kepulauan Maluku, Rabu (16/6/2021) siang.

Laporan sementara, di Desa Yaputi, Kabupaten Maluku Tengah telah terjadi kerusakan pada dinding penahan tanah (talud) pantai, dan air laut sempat terlihat surut.

Sementara di Desa Saunolu terdapat kerusakan pada permukiman masyarakat dan di Desa Mahu terdapat patahan.

"Hingga berita ini dirilis belum ada laporan korban jiwa akibat gempabumi tersebut, namun masyarakat telah melakukan evakuasi mandiri dengan mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi," demikian rilis yang diterima dari BNPB.

Masyarakat pun diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga dalam menghadapi bahaya gempabumi maupun potensi tsunami, tetap pantau informasi yang dapat dipercaya dan tidak mudah percaya dengan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Sementara itu, hasil monitoring Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga pukul 13.35 WIB, telah terjadi setidaknya 13 kali gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M 3,5.

BMKG juga mengimbau agar waspada terhadap gempa susulan dan potensi tsunami akibat longsor ke atau di bawah laut bagi masyarakat di sepanjang Pantai Japutih sampai Pantau Apiahu Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Seram, Maluku.

"Segera menjauhi pantai menuju tempat tinggi," ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati melalui keterangan tertulisnya.

Sebelumnya, BMKG menginformasikan gempa dengan magnitudo (M) 6,1 tersebut tidak memicu terjadinya tsunami. Namun kemudian BMKG memperbaharui keterangannya akan adanya potensi tsunami bukan dari gempanya namun akibat longsoran di bawah laut.

Berdasarkan hasil observasi muka laut sta TEHORU menunjukkan ada kenaikan muka air laut setinggi 0,5 meter. Hal ini diperkirakan akibat dari longsoran bawah laut.

(Foto: dok. BNPB).