:
Oleh H. A. Azwar, Kamis, 26 Januari 2017 | 12:21 WIB - Redaktur: Juli - 955
Bima, InfoPublik - Pemerintah Kota (Pemkot) Bima Nusa Tenggara Barat siapkan tiga prioritas dalam tahap rehabilitasi dan rekonstruksi pasca banjir bandang yang melanda daerah tersebut akhir Desember 2016 lalu.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Kota Bima, Mukhtar Landa menjelaskan, hal tersebut dilakukan melalui normalisasi sungai dan membuat tanggul yang jebol untuk menahan air di beberapa titik.
"Saat ini normalisasi sungai dan pembuatan tanggul sedang dalam proses dikerjakan oleh Dinas PU," katanya saat ditemui di kantor Sekda Kota Bima, Rabu (25/1).
Selain itu, pihaknya juga mengusulkan ke PU agar dilakukan pembongkaran jembatan Pedolo 1 dan 2, serta jembatan di Pendopo yang menghubungkan jalan nasional.
Dijelaskan, jembatan ini merupakan jembatan lama yang ada tiang di tengah, sehingga saat banjir datang sampah langsung tertahan di jembatan. "Sudah diusulkan ke PU pusat supaya dimasukkan dalam anggaran 2017," ungkapnya.
Menurutnya, setiap tahun Kota Bima selalu mengalami banjir karena posisinya yang berada di tengah gunung seperti mangkuk. Ditambah kondisi alam yang gundul karena dipicu kegiatan warga yang melakukan perladangan liar dengan menanam jagung.
Terkait itu lanjutnya, Kementerian Lingkungan Hidup (LH) sudah melakukan survei dan pemetaan wilayah. "Kesimpulannya, sekitar 600 hektar lahan di pegunungan itu harus segera direboisasi," ujarnya.
Selain itu, bagi warga yang rumahnya hanyut dan rusak berat diberikan ganti rugi dan dibangun secepatnya asalkan mereka memiliki sertifikat, sedangkan untuk warga yang rumahnya berada di bantaran sungai akan disiapkan relokasi di beberapa titik. Adapun bagi masyarakat yang terdampak banjir juga diberikan bantuan cash for work dari BNPB sebesar Rp500.000 per rumah.