BMKG Sorong Gelar Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Perkuat Kesiapsiagaan Raja Ampat

:


Oleh MC KAB RAJA AMPAT, Jumat, 28 Oktober 2022 | 10:26 WIB - Redaktur: Kusnadi - 297


Raja Ampat, InfoPublik– Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Sorong menggelar Sekolah Lapang Gempa Bumi di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Kegiatan dengan tema, “Mewujudkan Masyarakat Siaga Tsunami,” berlangsung di salah satu hotel di Kota Waisai, Ibukota Kabupaten Raja Ampat, Kamis (27/10/2022).

Kabupaten Raja Ampat menjadi salah satu fokus tersebut karena memiliki potensi gempa bumi dan tsunami yang cukup tinggi. Sebagai gambaran, tabrakan antara lempeng Australia dan lempeng Pasifik menyebabkan sering terjadinya gempa bumi.

Guntur Tamima, selaku kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Raja Ampat yang hari ini juga berperan sebagai pemateri menjelaskan bahwa di Selat Sagawin terdapat sesar atau patahan aktif yang menyebabkan sering terjadi gempa bumi di Raja Ampat, karena itu pulau Kofiau ditetapkan sebagai Desa Tanggung Bencana (Destana).

Sementara itu, Plt. Kepala Balai Besar BMKG Wilayah V, Yustus Rumakiek, S.Si dalam sambutannya menjelaskan kejadian bencana sebelumnya adalah jejak-jejak sejarah yang harus kita baca dan analisis dg cermat, untuk menguatkan langkah nyata dalam mitigasi dan kesiapan penyelamatan masyarakat di daerah rawan.

“Dengan dukungan data kegempaan yang ada, BMKG berupaya untuk menganilisis dan mensimulasikan secara matematis, agar dapat memperhitungkan potensi kejadian terburuk yang harus dimitigas,i" katanya.

Dikatakannya, dengan mengetahui potensi dengan skenario terburuk tersebut, kita harus selalu berlatih untuk mengantisipasi kemungkinan dampak terburuk akibat gempa bumi yang dapat disertai tsunami.

“BMKG dalam hal ini siap melakukan dampingan dengan pemda Raja Ampat untuk mewujudkan sikap siaga Tsunami,” tambah Yustus.

Dedy Irjayanto, S.Si, M.Sc , Kepala Stasiun Geofisika Sorong sangat berharap BPBD Raja Ampat dapat berperan aktif dan para peserta juga harus mendukung setiap langkah yang diambil oleh BPBD.

“BPBD adalah peran utama, sedangkan para peserta adalah pendukung sehingga kita semua disini bisa menjadi Agent Of Change”, jelas Dedy.

Sekolah Lapang Gempa Bumi ini juga menjadi bentuk upaya untuk mewujudkan masyarakat siaga tsunami yang ditetapkan Unesco-IOC. Untuk mewujudkan masyarakat siaga tsunami, maka komunitas harus memiliki 12 indikator yang telah ditetapkan, diantaranya ialah membuat Peta Rawan Bahaya dan Peta Evakuasi Tsunami.

Harvey Malaiholo, Anggota Komisi V DPR RI secara daring memberikan dukungannya dan berharap seluruh peserta dan semua unsur yang terlibat dapat mengikuti kegiatan ini dengan serius sehingga tidak hanya mendapat edukasi tapi juga dapat memberikan literasi bagi orang lain.

Kegiatan ini juga di hadiri oleh Kapolres Raja Ampat, Dandim 1805 Raja Ampat, Danramil Waigeo Selatan, Danpos TNI AL Waisai, dan Basarnas Kabupaten Raja Ampat.

Mewakili Bupati Raja Ampat, Asisten III Setda Raja Ampat, Ferdinand Rumsowek memberikan apresiasi untuk Stasiun Geofisika Sorong dan BMKG atas berlangsungnya Sekolah Lapang Gempa Bumi.

“Saya sangat mengapresiasi apa yang sudah Stasiun Geofisika Sorong dan BMKG lakukan untuk Raja Ampat hari ini dan saya berharap para peserta dapat mengikuti semua rangkaian kegiatan dengan seksama demi menjaga Raja Ampat yang aman,” harap Ferdinand Rumsowek. (Penta Nila J/MC.Kab.Raja Ampat)