Ritual Mandi Safar Kearifan Lokal Masyarakat di Simpang Hilir Kayong Utara

:


Oleh MC KAB KAYONG UTARA, Rabu, 21 September 2022 | 14:33 WIB - Redaktur: Kusnadi - 799


Sukadana, InfoPublik - Pemerintah Desa Teluk Melano, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara menggelar ritual mandi safar di tepian Sungai Teluk Melano, pada Rabu (21/9/2022).

Mandi safar dalam masyarakat Kecamatan Simpang Hilir ditunjukkan untuk mensyukuri nikmat Allah SWT atas anugerah, rizki dan karuniaNya serta diyakini dapat menghilangkan penyakit yang ada dalam tubuh dan hati, serta perasaan iri dan dengki kepada sesama umat.

Dalam perayaan mandi safar kali ini selain diikuti oleh masyarakat sekitar, pemerintah desa juga mengundang beberapa tokoh masyarakat, tokoh agama, Pejabat di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Kayong Utara, Unsur Forkompinda, Forkompimcam Simpang Hilir, dan Raja Simpang Sultan Muhammad Jamaludin III, Gusti Muhammad Hukma.

Pelaksanaan mandi safar didahului dengan pembacaan do'a dan di lanjutkan ritual yang dipimpin langsung oleh Raja Simpang Sultan Muhammad Jamaludin III, Gusti Muhammad Hukma.

Pada kesempatan itu, Raja Simpang Sultan Muhammad Jamaludin III, Gusti Muhammad Hukma menyampaikan bahwa kegiatan ini selain sudah ada sejak dulu juga sebagai ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan khususnya menyangkut budaya dan tradisi.

"Alhamdulillah kegiatan pada hari ini berjalan dengan sukses, ini tak lepas semua pihak baik dari Kerajaan Simpang, Desa Teluk Melano, dan masyarakat Kayong Utara khususnya di Kecamatan Simpang Hilir," kata Raja Simpang Gusti Muhammad Hukma.

Sementara itu, menurut ketua penyelenggara mandi safar, Amru Chanwari, kegiatan ini sudah dilaksanakan kesekian kali.

"Sebenarnya rutin setiap tahun, terakhir di tahun 2019 skalanya agak besar dengan melibatkan masyarakat lebih luas. Namun, karena pandemi tahun ini baru kita mulai kembali," ungkap Amru.

Amru berharap, ke depan pelaksanaan mandi safar di Teluk Melano bisa digelar lebih meriah dan menghadirkan masyarakat luas. Karena ritual atau adat tersebut harus dijaga dan dilestarikan agar tidak punah untuk generasi selanjutnya.

"Ini menjadi tekad kami, selain menjadi ritual tetapi ada filosofi yang terkandung di dalamnya, terutama kita berkumpul dapat merajut tali persaudaraan dan menjadi momen penting agar kedepannya dapat menyelenggarakan dalam skala besar dengan melibatkan masyarakat yang lebih luas lagi," imbuhnya.

Bahkan, di tahun depan pihaknya juga akan mengadakan sebuah festival pada pekan mandi safar yang akan dilakukan tujuh hari berturut-turut, dimana malamnya akan diisi pementasan budaya kemudian perlombaan dan pertandingan yang berkaitan dengan adat tradisi.

"Kita juga akan adakan kontes baju adat, karena sebagai orang melayu merasa memiliki dan supaya ini menjadi agenda daerah sehingga mendapatkan perhatian luas sekaligus dapat menjadi icon kita sebagai orang melayu dan masyarakat Kayong Utara," ujar Amru.

Kepala Desa Teluk Melano, Hasnawi memberikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang sudah mendukung melestarikan adat dan budaya yang ada di daerahnya.

"Saya selaku Kepala Desa mengucapkan terimakasih kepada seluruh masyarakat yang sudah mendukung melestarikan adat dan budaya. Mandi safar di Desa Teluk Melano ini sudah berjalan tiga tahun dan menjadi agenda kami," ucap Hasnawi.

Pada kesempatan itu juga, Kapolres Kayong Utara, AKBP Arief Hidayat memberikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak, baik Raja Simpang Matan, Gusti Muhammad Hukma, tokoh masyarakat, Kepala Desa Teluk Melano, atas undangan di kegiatan tersebut.

Kapolres mengatakan, pihaknya sangat mendukung kegiatan mandi safar yang menjadi agenda rutin baik itu dari Kerajaan Simpang Matan maupun bagian dari pada budaya dan kearifan lokal.

"Kegiatan ini juga upaya kami kepolisian menjalin tali silaturahim baik kerajaan Simpang Matan, dengan tokoh masyarakat dan pihak Kecamatan serta pemerintah desa," tutup Kapolres AKBP Arief. (MC Kab. Kayong Utara/agung/lee)