Pentingnya Pemberian Protein Hewani pada Anak di Bawah Usia Dua Tahun

:


Oleh Putri, Kamis, 26 Januari 2023 | 07:00 WIB - Redaktur: Untung S - 315


Jakarta, InfoPublik - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan angka stunting di Indonesia masih tinggi sebesar 21,6 persen pada 2022. Sedangkan standar WHO angka stunting dibawah 20 persen.

Masih tingginya stunting disebabkan berbagai faktor, salah satunya karena kurangnya asupan penting seperti protein hewani, nabati dan zat besi sejak sebelum sampai setelah kelahiran.

Hal itu berdampak pada bayi lahir dengan gizi yang kurang, sehingga anak menjadi stunting. Untuk mengatasi persoalan tersebut, Kemenkes mengkampanyekan pentingnya pemberian protein hewani kepada anak utamanya anak usia dibawah dua tahun.

“Setelah bayi berusia enam bulan harus rajin melakukan pengukuran, karena selain ASI eksklusif juga ada makanan tambahan, kalau kurang protein hewani anaknya bisa stunting. Protein hewani ini seperti susu, telur, ikan, dan ayam,” kata Menkes Budi Rabu (25/1/2023).

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa cara tersebut efektif mencegah stunting pada anak karena protein hewani mengandung zat gizi lengkap seperti asam amino, mineral dan vitamin yang penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.

Ini diperkuat dengan hasil penelitian yang menunjukkan adanya bukti kuat hubungan antara stunting dan indikator konsumsi pangan berasal dari hewan, seperti telur, daging/ikan, dan susu atau produk olahannya (keju, yogurt, dll).

Penelitian tersebut, kata Menkes Budi juga menunjukan konsumsi pangan berasal dari protein hewani lebih dari satu jenis lebih menguntungkan daripada konsumsi pangan berasal dari hewani tunggal.

Sayangnya, meski bermanfaat untuk mencegah stunting pada anak, konsumsi protein per kapita masih tergolong rendah.

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2022 menunjukkan rata-rata konsumsi protein per kapita sehari 62.21 gram (diatas standar 57 gram). Namun konsumsi telur dan susu 3.37 gram, daging 4.79 gram, dan ikan/udang/cumi/kerang berkisar 9,58 persen.

Ia pun berharap peringatan Hari Gizi Nasional 2023, menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk melakukan upaya pencegahan stunting melalui pemenuhan gizi seimbang pada anak.

“Tidak hanya memberikan protein hewani pada anak, berat dan tinggi badan anak juga harus dipantau secara berkala di Posyandu. Ini penting untuk melihat keberhasilan intervensi sekaligus upaya deteksi dini masalah kesehatan gizi sehingga tidak terlambat ditangani,” terang Menkes Budi.

Foto: Kemenkes