AP II Jajaki Pembangunan Data Center di Bandara Soetta

:


Oleh Dian Thenniarti, Rabu, 30 November 2022 | 21:45 WIB - Redaktur: Untung S - 380


Jakarta, InfoPublik - PT Angkasa Pura Sarana Digital (APSD), bagian dari Grup Angkasa Pura/AP II tengah menjajaki pembangunan data center di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Hal itu terungkap dalam seminar nasional APSD Tech Talk dengan tema Realizing an Excellent Business Performance in Airport Ecosystem: The Importance of Data Center yang di gelar pada Selasa, 29 November 2022.

Seminar tersebut digelar untuk membahas pentingnya keberadaan infrastruktur data center (pusat data) di bandara yang dikelola AP II. Untuk diketahui, infrastruktur data center merupakan fasilitas untuk penyimpanan, pengolahan dan sekaligus memastikan keamanan data.

Seminar digelar di Kantor Pusat AP II ini dibuka dengan opening remarks oleh Direktur Utama AP II, Muhammad Awaluddin, dan keynote speech oleh Staf Khusus Menteri Kominfo, Ahmad M. Ramli. Turut hadir sebagai panelis, narasumber ternama di industri yakni Ketua Tim Pusat Data Nasional APTIKA Kominfo, Agung Basuki; Ketua Bidang IIX dan Data Center Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), Syarif Lumintarjo; pendiri IndoTelko Forum, Doni Ismanto; dan CEO NeutraDC Andrew Th. A.F yang merupakan bagian dari Grup Telkom.

Direktur Utama AP II, Muhammad Awaluddin, menyampaikan bahwa sejumlah bandara besar di dunia telah memiliki infrastruktur data center. Bandara-bandara di negara lain telah mengembangkan data center untuk memastikan keandalan operasional teknologi dan informasi bagi seluruh stakeholder bandara, dan meminimalisir potensi-potensi gangguan terkait IT di suatu bandara.

"Kita tahu bahwa di era saat ini, data adalah hal yang sangat penting. Kita juga melihat seperti apa best practices global dalam pengembangan data center di bandara, semisal Dubai International airport, Istanbul International Airport, Beijing Daxing International Airport, dan Fukuoka Airport. Harapan kita, Bandara Soetta punya smart infrastructure yang salah satunya data center, dan tidak kalah bersaing dengan bandara-bandara besar lainnya," jelasnya.

Lebih lanjut, pembangunan data center juga harus mempertimbangkan berbagai aspek termasuk belanja modal dan pasar yang dituju, apakah data center sebatas hanya diperuntukkan untuk melayani stakeholder di bandara atau bisa juga untuk pihak lainnya.

"Yang jelas, prospek di industri data akan sangat besar ke depan. AP II memiliki Angkasa Pura Sarana Digital yang diharapkan mampu menjadi key player dalam mendukung transformasi digital di bandara dan meraih potensi pasar data center," ujar Awaluddin.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Kominfo, Prof. Ahmad M. Ramli, menyampaikan bahwa prospek bisnis data center diperkirakan tumbuh rata-rata sekitar 20 persen per tahun. Penyedia data center harus memperhatikan enam hal, yakni kualitas layanan (quality of service), perlindungan data (data protection), keamanan (security), kapasitas (capacity), efisiensi (efficiency), serta kepatuhan terhadap regulasi (compliance).

Di tempat yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama APSD, Ferdian Agustiana, mengatakan pembangunan infrastruktur data center di Bandara Soetta tengah menjadi rencana serius.

"Bandara sebagai ruang publik juga harus memanfaatkan media digital untuk membantu meningkatkan kualitas pelayanan. Kami melihat kehadiran data center dapat menjadi solusi yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan digital di ruang publik dan memperkuat implementasi smart airport," ujarnya.

Lebih lanjut Ferdian menuturkan, Bandara Soetta diharapkan dapat menjadi role model dalam realisasi smart airport yang diperkuat dengan adanya infrastruktur data center. Adapun saat ini telah dipetakan lokasi yang tepat untuk pembangunan data center di dalam kawasan Bandara Soetta.

Sementara itu, para panelis menuturkan bahwa pembangunan data center juga harus memperhatikan keberlanjutan (sustainability).

"Sustainability bukan hanya power (energi untuk data center), tapi ada tiga hal. Pertama, melakukan dekarbonisasi di mana untuk power di office kami menggunakan solar panel, lalu zero water di mana sebisa mungkin tidak ada pemborosan air (dalam operasional data center), dan ketiga adalah zero waste," ujar CEO NeutraDC, Andrew Th. A.F.

NeutraDC sendiri adalah anak usaha Telkom yang melayani bisnis data center dengan kategori hyperscale. Seminar tersebut adalah seri pertama dari tiga seri yang direncanakan, untuk mendalami pentingnya keberadaan data center bagi Grup AP II dan ekosistem kebandarudaraan nasional.

Foto: Angkasa Pura II