Gerakan Inklusif untuk UMKM Dorong Sinergi Hadapi Ketidakpastian Global

:


Oleh Tri Antoro, Senin, 3 Oktober 2022 | 11:11 WIB - Redaktur: Untung S - 538


Jakarta, InfoPublik - Gerakan inklusif untuk usaha mikro, kecil, dan Menengah (UMKM) naik kelas akan membuat sinergitas antara pemangku kepentingan menjadi semakin solid. Sebagai modal dalam menghadapi tantangan ketidakpastian global yang mengancam di tahun depan. 

"Kita semuanya harus bersinergi dan memiliki perasaan yang sama, karena yang kita hadapi adalah sebuah tantangan yang tidak mudah," kata Presiden Joko Widodo ketika meluncurkan Gerakan inklusi untuk usaha mikro, kecil, dan Menengah (UMKM) naik kelas pada Senin (3/10/2022). 

Menurut Presiden, adanya gerakan tersebut akan mewujudkan Indonesia incorporated. Maksudnya, akan mewadahi berbagai pelaku usaha untuk menjalin kerja sama secara intensif. Dengan begitu, adanya kolaborasi itu akan membuat berbagai persoalan menjadi semakin mudah dihadapi. 

Sebab, setiap pemangku kepentingan dapat mengambil perannya masing-masing dalam menghadapi setiap masalah. Akhirnya, dapat menghasilkan solusi dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi. 

"Menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di lapangan secara konkret dan nyata. Yang gede, menengah, kecil kalau sudah bergandengan," kata Presiden. 

Gerakan tersebut, kata Presiden, menjadi kekuatan yang besar karena mampu mengolaborasikan antara pelaku UMKM di Indonesia dengan perusahan besar swasta. Adanya pendampingan dari perusahaan besar akan memberikan dampak nyata. 

Presiden mencontohkan, pada beberapa tahun lalu, Indonesia impor komoditas jagung mencapai 3,5 juta ton. Adanya kolaborasi antara swasta dengan pemangku kepentingan, mampu menekan impor jagung hingga kini hanya sekitar 800 ribu ton. 

Kemudian, lahan pertanian jagung yang berukuran 1 hektare hanya bisa memproduksi sebanyak 4 ton, kini bisa memproduksi sampai dengan 8 ton dalam satu kali panen.

"Sudah 7 tahun impor jagung kita anjlok hanya mencapai sekitar 800 ribu ton," kata Presiden. 

Dia berharap, komoditas pangan lainnya dapat juga mendapatkan pendampingan dari swasta dalam bentuk kerja sama. Mengingat, Indonesia memiliki banyak komoditas pangan yang potensial seperti Padi, Porang, Sorgum, Singkong, dan Sagu. Lalu, juga dapat merambah kepada komoditas unggulan selain pangan yang dimiliki oleh Indonesia antara lain kopi, madu dan produk lainnya. 

Dampak dari kerja sama, akan membuat kualitas dari produk UMKM juga semakin baik, distribusi yang dilakukan oleh produk UMKM juga akan lebih luas dengan jaringan yang dimiliki oleh perusahaan besar. 

"Pemerintah tidak mungkin melakukan itu. Yang bisa dan cepat melakukan adalah kalau ada gerakan kemitraan seperti yang pagi hari ini akan kita mulai," pungkas Jokowi. 

Foto: Istimewa