Tiga Cara Cegah Penyakit Kulit pada Jemaah Haji

:


Oleh Putri, Sabtu, 2 Juli 2022 | 23:08 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 174


Jakarta, InfoPublik - Suhu panas dengan kelembaban yang rendah di Arab Saudi, dapat menimbulkan berbagai permasalahan kulit jemaah haji, selain dehidrasi.

Setidaknya jemaah mengalami kondisi kulit kering dan pecah-pecah, yang pada akhirnya menimbulkan rasa tidak nyaman. Bahkan kondisi ini dapat mengarah pada terjadinya penyakit, atau memperparah kondisi kesehatan orang yang sebelumnya memiliki riwayat diabetes.

Dokter spesialis dermatologi dan venereologi Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dr. Milany Harirahmawati, mengatakan, penyakit kulit yang sering terjadi pada jamaah haji di antaranya xerosis kutis, dermatitis atopik, dan selulitis.

Penyakit kulit ini, kata dia dapat dicegah dengan senantiasa menjaga kesehatan kulit antara lain dengan menjaga kelembabannya. Orang yang mengidap xerosis kutis memiliki ciri-ciri kulit teraba kasar, kering, terlihat bersisik dan pecah-pecah.

“Jika jamaah mengalami gejala ini maka segera perhatikan kembali asupan cairan, mengoleskan pelembab, dan selalu menggunakan alat pelindung diri dari paparan sinar matahari langsung,” kata dr. Mel melalui keterangan resminya, Sabtu (2/7/2022).

Lanjutnya tiga hal ini untuk menjaga kesehatan kulitnya selama di tanah suci. Sementara itu dermatitis atopik, kata dr. Mel adalah kelainan kulit yang didasari oleh adanya riwayat atopi atau alergi.

Jika jamaah mengalami kasus seperti ini maka yang harus dilakukan adalah, selain menggunakan pelembab, diberikan juga zat yang bersifat anti inflamasi.

“Anti inflamasi ini untuk mengurangi rasa gatal akibat pelepasan histamin dari dalam tubuh yang mengalami alergi. Bagi jemaah haji untuk tidak membiarkan kulitnya kering, agar tidak terjadi luka pada kulit yang berakibat timbulnya selulitis,” kata dr. Mel.

Selulitis merupakan peradangan jaring sub kutis akibat infeksi bakteri. Terlebih pada penderita diabetes, yang lebih rentan mengalami selulitis terutama bagi yang memiliki komplikasi diabetic foot.

“Untuk itu jamaah haji terutama yang memiliki risiko tinggi terhadap terjadi penyakit kulit seperti penderita diabetes dan gangguan imunitas lainnya, harus lebih peduli dengan kesehatan kulitnya. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati,” katanya.

Foto: Kemenkes