Kiat PNS Mewujudkan Birokrasi Dambaan

:


Oleh MC KAB SERDANG BEDAGAI, Senin, 6 Juni 2022 | 11:33 WIB - Redaktur: Kusnadi - 687


Oleh : Drs. Akmal, A.P., M.Si *

InfoPublikOut of The Box, Keluar dari Zona Nyaman - Bekerja sebagai PNS dilakoni dengan penuh kesungguhan, jangan setengah hati. Sudah menjadi kata-kata bijak yang selalu dipegang yaitu siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan mendapatkan apa yang dicita-citakannya. Bekerja juga jangan terbawa rutinitas agar tidak tergerus dengan hal-hal yang biasa-biasa saja. Harus mampu bekerja dengan mematahkan kebiasaan “bekerja normal” atau bekerja “yang standar saja”. Ada zona nyaman dalam bekerja sehingga tidak mau bergerak keluar dari zona tersebut untuk beralih kepada peluang lain yang penuh tantangan dan mencoba sesuatu yang baru. Jika sudah terpukau dengan zona nyaman itu maka disitulah titik kejenuhan dalam melakoni rutinitas tanpa mau berbuat sesuatu yang baru, tak mau berinovasi. Karena tidak ada sesuatu yang baru, maka apa yang kita kerjakan juga tidak mengalami peningkatan, yang penting sudah berkerja memenuhi perintah atau lepas tugas saja. Istilahnya, tidak out of the box. Itu-itu saja, yang rutin-rutin saja dan standar-standar saja, maka hasilnya pun jadi biasa-biasa saja.

Bahkan lebih parah lagi, rutin mengerjakan sesuatu yang biasa padahal yang biasa dikerjakan itu belum tentu benar. Semua dilakukan hanya untuk memudahkan dan tak berkeinginan menggunakan cara baru yang sesuai dengan aturan dan perkembangan zaman. Padahal seharusnya “membiasakan suatu kebenaran”, bukan sebaliknya, “membenarkan suatu kebiasaan”. Yang biasa itu jika tidak benar dan sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman untuk apa dipertahankan? Justru yang benar dan sesuai dengan perkembangan zaman yang wajib dibiasakan.

Fokus pada Skala Prioritas

Bekerja sebagai PNS harus dilakukan dengan penuh semangat, tidak mudah lemah apalagi kendor alias loyo. Jangan pernah lelah untuk selalu mencintai pekerjaan kita, tentunya dengan melakukan yang terbaik untuk kepentingan masyarakat dan kemajuan organisasi. Tujuan atau goals suatu organisasi mestilah diwujudkan, karena hal itu menjadi target kinerja yang harus dicapai. Timeline setiap pekerjaan harus dibuat sehingga kita tahu hari ini harus mengerjakan apa.  

Dalam bekerja kita harus mampu menentukan skala prioritas pekerjaan kita, mana pekerjaan yang harus didahulukan serta segera diselesaikan dan mana yang seharusnya dibelakangkan atau mendapatkan porsi berikutnya untuk diselesaikan. Skala prioritas penting agar dalam bekerja kita fokus dan tahu untuk mencapai target penyelesaian. Segala daya upaya dikerahkan dan diarahkan untuk penyelesaian skala prioritas tersebut. Semua pekerjaan itu penting, namun ada yang lebih penting untuk diselesaikan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Setiap person bekerja harus sudah terpola dan fokus, jangan semua dikerjakan namun tak satupun selesai. Organiasasi Pemerintahan dengan PNS di dalamnya sebagai birokrasi penggerak jalannya pemerintahan, sudah semestinya mempunyai kemampuan untuk menentukan dan menetapkan skala prioritas dalam mewujudkan cita-cita atau goals organisasi tersebut.

Rubah pola pikir kita sebagai PNS dari money oriented kepada goals and service oriented. PNS sudah mendapatkan gaji dan tunjungan yang mumpuni untuk melaksanakan pekerjaan dan pelayanan yang diamanahkan. Ada atau tidak ada uangnya (orientasi bisnis) pekerjaan itu jika sudah menjadi tugas pokok dan fungsi (tupoksi) serta tanggung jawab kita, ya harus dikerjakan dan diselesaikan. Jangan menunggu esok hari untuk mengerjakan atau menyelesaikannya, kerjakan sekarang dan selesaikan sekarang karena esok hari akan ada pekerjaan lain yang menunggu untuk diselesaikan.

Menunda-nunda pekerjaan itu hanya akan menambah beban kerja sehingga akhirnya kita akan menjadi tertekan atau stres, karena disibukkan dengan pekerjaan yang menumpuk dan tak satupun dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Di sinilah perlunya penjadwalan pekerjaan atau timeline itu dibuat, apa pekerjaan yang akan kita kerjakan dan selesaikan hari ini. Atau dengan kata lain,apa yang hari ini akan dikerjakan harus sudah tahu agar tidak bingung dan berakhir mengambang.

Mewujudkan Birokrasi Dambaan

Sapta Dambaan yang lebih dikenal dengan singkatan SAPDA merupakan 7 (tujuh) program prioritas dari visi Kabupaten Serdang Bedagai yang harus diwujudkan. Salah satu butir yang harus diwujudkan dari SAPDA tersebut adalah poin ketujuh yaitu Birokrasi Dambaan. Birokrasi dambaan adalah birokrasi yang berorientasi kepada pelayanan yang prima dan profesional melayani masyarakat dengan sumber daya manusia berkualitas dan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Birokrasi di dalamnya adalah PNS sebagai sumber daya manusia yang melaksanakan laju dan jalannya mesin organisasi pemerintahan pada setiap jenjang dan lini birokrasi itu sendiri, baik di pusat maupun di daerah.

Sekretaris Daerah Kabupaten Serdang Bedagai H. M. Faisal Hasrimy, A.P., M.AP selaku birokrat tertinggi di Pemerintahan Kabupaten, pengendali dan katalisator serta menjadi komandannya para PNS di Kabupaten Serdang Bedagai, dalam setiap kesempatan selalu menyampaikan kiat motivasi untuk PNS agar bekerja profesional sehingga dapat mewujudkan birokrasi Dambaan. Kiat tersebut dirangkum dengan istilah LMTI yaitu singkatan dari Loyalitas, Militansi, Totalitas dan Integritas. Dengan demikian, setidaknya ada empat hal yang menjadi kiat dan pedoman yang harus dipegang teguh oleh setiap PNS agar sukses bekerja dan profesional dalam melaksanakan tugas serta amanah yang diembankan.

Adapun keempat kiat tersebut, yaitu pertama loyalitas. Menjadi seorang PNS yang paling mendasar adalah loyalitas. Kesetiaan yang paling menonjol atau loyal kepada pimpinan menjadi tolok ukur dalam pencapaian tujuan. Tentunya loyalitas kepada pimpinan yang dimaksudkan adalah loyal kepada tugas dan tanggung jawab yang diembankan kepada kita. Loyalitas juga bermakna kedisiplinan terhadap tugas dan tanggung jawab. Loyal tanpa disiplin akan menjadi serampangan dan menjadi hampa tanpa makna. Loyalitas kita dibatasi dengan disiplin agar menjadi bermakna dan bukan loyalitas buta tanpa norma. Loyalitas yang dibatasi dengan kedisiplinan akan menghindarkan kita dari menjilat dan mengambil muka. Betul-betul loyalitas itu demi keberhasilan pencapaian goals atau tujuan organisasi. PNS harus memiliki loyalitas yang utuh kepada pimpinan, bangsa dan negara untuk mencapai tujuan organisasi dengan didasarkan kepada norma. Jangan loyalitas kita sebagai PNS malah melanggar norma yang ada. Jika terjadi hal yang demikian berarti kita mengabaikan kedisiplinan yang mendasari loyalitas tersebut. Loyalitas bertumpu kepada disiplin dan disiplin mengacu kepada aturan dan norma yang ada yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan berpemerintahan.

Norma juga harus memperhatikan nilai kewajaran yang berlaku umum. Saya loyal seperti ini apakah sesuai dengan norma dan wajar? Jika sesuai dengan norma dan wajar dalam kehidupan masyarakat pada umumnya, maka loyalitas itu menjadi panduan dan menjiwai dalam keseharian PNS memberikan loyalitasnya kepada pimpinan dalam pencapaian tugas-tugas yang diembankan.

Kedua militansi, dimaksudkan agar PNS itu mempunyai daya saing dan daya tempur yang hebat tidak mudah menyerah, tidak loyo, dan selalu punya daya inovasi dan perubahan ke arah yang lebih baik. Militan dan trengginas dalam bekerja dan memberikan pelayanan publik maksimal kepada masyarakat, bangsa dan negara dalam skala bidang tugas masing-masing. Militansi juga dimaksudkan agar PNS itu mempunyai kemampuan intelektual yang lebih atau sumber daya manusia yang menonjol dan bisa diandalkan. Tentunya ini menyangkut olah pikir. Disamping itu, PNS juga harus memiliki kemampuan militan dalam fisik. Artinya fisik PNS harus sehat dan tak mudah diserang penyakit. Fisiknya harus militan, karena di dalam tubuh atau fisik yang sehat terdapat jiwa, pemikiran yang sehat, dan cemerlang pula. Untuk menjaga fisik yang militan PNS itu harus berolah raga rutin dan terukur. Tentunya untuk menjaga fisik agar tetap sehat, segar, dan bugar. Jika badan sehat, segar dan bugar maka berkerja secara all out bisa dilakukan. Namun demikian, untuk menjaga keseimbangan olah raga maka harus dibarengi juga dengan refreshing agar tidak membosankan. Dengan refreshing tentu diharapkan akan muncul ide-ide baru setelahnya. Badan sehat dan fikiran segar (refresh) kembali.

Jangan biarkan diri bekerja maksimal tanpa ada istirahat untuk merefresh-kan badan.Semuanya mesti seimbang agar tetap segar, sehat dan bugar. Dengan demikian, miltansi dalam bekerja betul-betul ditunjukkan dalam penyelesaian tugas-tugas dan pencapaian goals organisasi.

Selain olah pikir dan olah fisik maka militansi juga harus didukung dan ditujukkan dengan olah rasa. Harus bisa merasakan apa yang orang lain rasakan. Apa yang pimpinan rasakan, seorang PNS harus bisa dan mampu menyentuh hal tersebut. Yang terpenting dalam hal ini adalah militansi itu harus mampu menyentuh ke dalam rasa yaitu rasa tanggung jawab dan rasa memiliki. Rasa tanggung jawab dan rasa memiliki akan pekerjaan yang dilakukan itulah intisari dari militansi dalam pelaksanaan tugas, pekerjaan yang diembankan kepada PNS. Tanggung jawab akan pekejaan yang dilakukan serta penyelesaiannya dengan sebaik mungkin, tentulah harus ditanggungjawabi dan tidak lepas dari tanggung jawab. Ini sering memunculkan frasa pujian kepada seseorang misalnya, si A itu bertanggungjawab akan tugas dan pekerjaannya. Sedangkan si B itu kurang bertanggungjawab atau tidak bertanggung jawab dalam bekerja. Tentunya, jika kurang atau tidak bertanggung jawab berarti bekerja PNS itu tidak militan.

Disamping rasa tanggung jawab tentunya juga ada rasa memiliki akan tugas dan tanggung jawab itu. Rasa memiliki ini akan menjadikan sikap seorang PNS untuk menjaga amanah dalam bekerja, menjaga amanah organisasi baik fisik, psikis (nama baik atau kehormatan) maupun aset berupa barang-barang milik organiasasi dan lainnya. Militansi dalam olah rasa ini akan memunculakan sikap menjaga dan memelihara atau merawatnya sehingga bisa bertahan lama dan tetap lestari. Setiap PNS harus “pandai merasa”, bukan “merasa pandai”. Lebih  baik kita merasa belum pandai sehingga terus berusaha belajar dan haus dengan ilmu pengetahuan, sehingga militansi dalam bekerja bisa diwujudkan.

Ketiga totalitas, dimaksudkan agar setiap PNS bekerja secara sungguh-sungguh dan mencurahkan segala kemampuan, daya, dan upaya untuk pencapaian visi dan misi organisasi dalam hal ini Kabupaten Serdang Bedagai di bawah kepemimpinan Dambaan (Darma Wijaya dan Adlin Tambunan). Totalitas berarti tidak setengah-setengah, harus berfikir dan bertindak komprehensif, cepat tanggap, cepat temu dan cepat tuntas dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada.

Totalitas PNS dalam bekerja adalah untukKabupaten Serdang Bedagai tercinta. Di dalam hati sanubari dan fikiran setiap PNS harus terpatri, “kerja saya untuk menyukseskan mimpi Bupati dan Wakil Bupati dalam mewujudkan visi dan misinya, kerja saya untuk memberikan pelayanan maksimal dan profesional kepada masyarakat Serdang Bedagai di bawah kepemimpinan Dambaan”. Harusnya, sudah seperti itulah makna yang melekat dan mendasar dari seorang PNS sehingga tidak diragukan lagi kesetiannya kepada pencapaian tujuan organisasi. Totalitas ini juga bermakna siap sepenuhnya kapan saja dan dimana saja Tanah Bertuah Negeri Beradat ini membutuhkan, baik pagi, siang maupun malam tetap siap siaga untuk pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Dambaan.

Semua harus mengambil bagian dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi. Target harus dicapai, semua mempunyai andil walaupun kecil karena itu bagian dari tugas pokok dan fungsi masing-masing. Sekecil apapun sumbangsih kita terhadap pencapaian tujuan organisasi itu merupakan bagian dari totalitas pengabdian kita kepada kabupaten Tanah Bertuah Negeri Beradat ini. Oleh karenanya jangan pernah lelah untuk mencintai Serdang Bedagai, karena di kabupaten inilah totalitas kita, kita curahkan tanpa tedeng aling-aling alias tanpa pamrih. Akan tetapi, jangan sampai lupa, bahwa totalitas tadi harus juga dibalut dengan kebersamaan dan kekompakan PNS dalam bekerja. Tanpa adanya kebersamaan dan kekompakan, totalitas (keterpaduan) tadi bisa menjadi cerai-berai, tetaplah dipupuk rasa kebersamaan dan kekompakan harus agar keterpaduan/kebersatuan itu akan selalu utuh dalam pencapaian goals organisasi.

Keempat integritas, dimaksudkan agar terbentuk sikap PNS dalam bekerja menunjukkan kemampuan dan potensi dirinya yang maksimal dibalut dengan kejujuran sehingga akan memancarkan kewibawaan dalam melaksanakan tugas yang diembankan kepadanya. Setiap PNS haruslah berintegritas, punya kewibawaan dan harga diri serta tetap menjaga kejujuran dan kepercayaan dari pimpinan. Setiap PNS diberikan kepecayaan oleh pimpinan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, maka itu harus dijaga dan dipelihara dengan menunjukkan etos kerja yang baik serta kejujuran yang utuh. Kata kuncinya adalah amanah atau kepercayaan itu adalah etos kerja dan kejujuran, maka akan terpancarlah kewibawaan sehingga terwujudlah integritas dalam bekerja. Jangan nodai kepercayaan itu dengan ketidakjujuran, karena sekali orang tidak jujur maka dia akan tidak dipercaya lagi dan akan sulit untuk mengembalikan integritas tersebut kepada posisi semula.

Berapa banyak PNS yang tidak diberdayakan karena sudah tidak dipercaya atau hilang rasa kepecayaan itu disebabkan ulah sendiri akan ketidakjujuran. Berapa banyak pula PNS yang tersandung masalah hukum karena tidak berintegritas. Kabupaten Serdang Bedagai sangat membutuhkan orang-orang yang berintegritas untuk membantu dan bersama-sama dengan Bupati dan Wakil Bupati Dambaan mewujudkan kabupaten Serdang Berdagai yang Maju Terus; Mandiri, Sejahtera, dan Religius.

Dari uraian di atas, maka terdapat empat kiat mewujudkan birokrasi Dambaan yang tertuang di dalam Sapta Dambaan sebagai prioritas program yang harus diwujudkan. Untuk mewujudkan birokrasi dambaan tersebut sangat diharapkan setiap PNS mampu menerapkan loyalitas yang utuh, militansi dalam bekerja, totalitas yang sepenuhnya tidak setengah hati, dan mempunyai sikap yang berintegritas dalam kejujuran yang sepenuhnya. Serdang Bedagai Maju Terus; Mandiri, Sejahtera, dan Religius.

*Penulis adalah Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Serdang Bedagai

(Media Center Sergai / Julia)