Berdiri Sejak 1976, Setel Pelek dan Ruji Mbah Wito Tetap Bertahan

:


Oleh MC KAB TEMANGGUNG, Jumat, 4 Maret 2022 | 10:28 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 668


Temanggung, InfoPublik - Usaha setel pelek dan ruji sepeda motor, becak, dan sepeda ontel yang dirintis oleh Harjo Suwito sejak tahun 1976, saat ini dilanjutkan oleh anaknya Sukur (57) dan Darji (52).

Letak usaha ini di belakang OBL, tepatnya di jalan KS. Tubun, Kota Temanggung, sebelah kanan jalan setelah pertigaan. Memakai terpal plastik dan gerobak dorong untuk menyimpan alat setel pelek dan kunci-kunci. Setel pelek ini buka jam 08.00-15.30 WIB, libur hari Minggu.

"Saya mulai ikut bapak kerja, belajar setel pelek dan ruji tahun 1978, saya kelas lima SD, dulunya pakai kotak kayu, belum memakai gerobak," kata Sukur, lulusan SMP Kemloko, Kaloran, Jumat (4/3/2022).

Darji menambahkan, pelanggan setel pelek dan ruji dari berbagai kalangan masyarakat dan profesi, mulai dari mahasiswa, PNS, murid sekolah, sampai makelar mobil dan sepeda motor.

"Saya lulusan SMP Masehi Temanggung, pulang sekolah nyambi bantu almarhum bapak dan kang Sukur, maklum kami tujuh bersaudara, harus saling bahu-membahu, gotong royong," ungkapnya.

Selanjutnya, Sukur menerangkan, awalnya setel roda sepeda onthel dan becak, dengan berkembangnya zaman menjadi setel pelek sepeda motor.

"Membutuhkan waktu 30 menit sampai 1 jam, tergantung kondisi peleknya, ada masalah tidak, untuk sepeda motor buatan Jepang, rujinya sama 36 buah, kecuali honda KLX cuma 28 buah," imbuhnya.

Gendro (47) asal Kelurahan Banyuurip, makelar sepeda motor, yang menservis pelek roda belakangnya, menyampaikan, bahwa sudah dari kecil mengenal setel pelek Mbah Wito ini.

"Saya puas hasil kerja dari Mas Sukur dan Mas Darji ini, roda sepeda motor saya jadi lebih nyaman, saat dikendarai. Harganya juga terjangkau," katanya disela-sela menunggu setel roda motornya.

Sukur mengungkapkan, sehari-harinya, gerobaknya dititipkan di rumah almarhum Agung Purnomo (Bah Ki Hong), sehingga mempermudah usaha, usaha ini di trotoar, menempel rumahnya.

"Bah Ki Hong itu orang baik dan nyedulur dengan Mbah Wito, beliau dengan lapang dada, menyuruh gerobak kerja ini, disimpan di rumahnya," pungkasnya.

(MC.TMG/sty;ekp)